Pankreas Buatan untuk Mengatur Kadar Gula Darah

K. Tatik Wardayati

Penulis

Pankreas Buatan untuk Mengatur Kadar Gula Darah

Intisari-Online.com – Aplikasi ponsel pintar kini bukan hanya sekadar untuk kencan atau memesan taksi saja, tapi semakin membantu orang untuk mengelola kesehatan, termasuk memantau tekanan darah atau mengirim pengingat untuk minum obat. Kini, perangkat dalam ponsel pintar telah dimasukkan teknologi aplikasi yang berpotensi membantu jutaan orang mengontrol diabetes tipe 1.

The Wall Street Journal, New York Times, dan harian lainnya melaporkan bahwa dua studi klinis kecil dilakukan oleh para peneliti di Boston University dan Massachusetts General Hospital, menunjukkan bahwa bisa dipakai pankreas buatan untuk mengatur kadar gula darah, yang digabungkan dengan ponsel pintar. Fungsi perangkat ini untuk memonitor glukosa dan insulin otomatis. Ini berhasil mengatur kadar gula darah dari 52 orang dengan diabetes tipe 1 selama studi lima hari.

Tidak seperti pompa insulin konvensional, perangkat ini membutuhkan pengelolaan manual untuk mengatur kadar gula darah. Namun, hal itu bergantung pada sensor glukosa dan algoritma aplikasi ponsel pintar untuk secara otomatis menentukan waktu dan dosis pelepasan insulin.

Penderita diabetes ini dapat memberikan informasi tentang apa yang akan dimakan, kemudian perangkat memberikan jumlah yang tepat dari hormon insulin untuk mempertahankan tingkat gula darah yang sehat. Pankreas buatan ini juga melepaskan glukagon (yang memiliki efek sebaliknya dari insulin) ketika glukosa darah turun terlalu rendah.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa pasien yang menggunakan perangkat pankreas buatan untuk mengatur kadar gula darah ini, ini memiliki kadar gula darah lebih sehat daripada mereka yang menggunakan pompa standar.

Sayangnya perangkat ini belum diteliti dalam percobaan klinis skala besar, juga belum diketahui apakah pankreas buatan ini bisa bekerja bagi penderita diabetes dalam kehidupan sehari-hari, di luar lingkungan laboratorium yang dikontrol ketat. Para peneliti juga belum menguji teknologi ini pada orang dengan diabetes tipe 2, kelompok yang semakin bertambah jumlahnya. (scientificamerican)

Baca juga: Di masa depan insulin tak harus disuntikkan.