Find Us On Social Media :

Melihat Idealisme Nyoman Nuarta di NuArt

By Agus Surono, Senin, 23 Juni 2014 | 11:00 WIB

Melihat Idealisme Nyoman Nuarta di NuArt

Intisari-Online.com - Ke Bandung tak selalu harus wisata kuliner atau alam. Jika sedang berada di kawasan Bandung utara, singgahlah di NuArt. Kawasan yang menjadi bengkel dan galeri seni Nyoman Nuarta ini akan memberi persepsi lain soal patung dan konservasi alam.Ketika rombongan Media Test Drive Datsun Go+ Panca berkunjung ke kawasan seluas 3 ha pada Kamis (19/6/2014) bagian museum sedang direnovasi. Bangunan yang memadukan antara bentuk piramida dan siluet awan itu menampung beberapa karya pematung Nyoman Nuarta.Nyoman Nuarta dikenal dengan patung-patungnya yang menggunakan bahan dasar besi, baja, kuningan, atau tembaga. "Pak Nyoman menggunakan bahan non-kayu karena tak ingin merusak lingkungan," begitu kata Agus yang memandu rombongan berkeliling di kawasan yang penuh dengan pepohonan itu.Sikap tak merusak lingkungan itu juga dilakukan dengan melarang pengunjung untuk tidak merokok selama berada di kawasan NuArt. Kendaraan pun diparkir di bagian depan kompleks ini. Pengunjung akan berkeliling di kawasan berkontur ini dengan berjalan kaki. Selama berjalan kaki itu pengunjung juga dilarang untuk menginjak rumput.Sembari berkeliling, Agus menjelaskan pesan yang disampaikan Nyoman Nuarta melalui patung-patung yang ada di situ. Seperti patung sesosok manusia yang terbelah di mana satu sisi menggambarkan patung manusia dengan tangan kanan memegang pisau sementara sosok lainnya tangan kirinya dijadikan tempat burung bertengger. "Ini menggambarkan dua sifat manusia yang berseberangan. Sisi jahat dan sisi baik. Jahat diwakili pisau dan baik diwakili burung."Karya Nyoman Nuarta pun tak lepas dari peristiwa yang terjadi dalam suatu kurun waktu. Seperti patung Inul Daratista yang terbelit kabel microphone. Atau patung seorang perempuan yang telentang dan tertutup selembar kain. Patung ini dibuat berdasarkan peristiwa kerusuhan Mei 1998. Banyak wanita menjadi korban saat itu. "Padahal, baik yang jahat maupun baik pada peristiwa itu lahir dari rahim seorang perempuan," kata Agus.Tak ketinggalan, di NuArt ini kita akan menyaksikan progres dari proyek monumental Nyoman Nuarta, patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Patung yang sudah dimulai sejak tahun 1997 itu belum selesai karena terkendala biaya. Dalam perbincangannya Nyoman Nuarta menjelaskan banyak hal mengapa proyek ini belum selesai juga.Namun, meski belum selesai proyek ini sudah menghidupi banyak orang dan menghidupkan kawasan Bukit Ungasan, Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. "Dari tadinya daerah gersang menjadi objek wisata yang ramai. Harga tanah melonjak. Hotel banyak berdiri," tutur Nyoman Nuarta.Di Galery Seni Nyoman Nuarta ini kita bisa melihat pengerjaan patung GWK. Patung ini dikerjakan di Bandung karena bengkel kerja Nyoman Nuarta ada di sini. Untuk membawa ke Bali patung yang sudah jadi dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil dan nanti disambung kembali di lokasi.Kawasan ini dilengkapi dengan butik kerajinan dan alau kita dari luar kota Bandung (Jakarta), bisa keluar pintu tol Pasteur. Lalu belok kiri masuk ke arah Universitas Maranatha. Ikuti jalan itu dan ketika bertemu perempatan belok kiri lagi. Masuk ke kompleks perumahan Setraduta.