Find Us On Social Media :

Teori Memori Otot, Rahasia Kehebatan Pemain Bola di Piala Dunia 2014

By Ade Sulaeman, Senin, 23 Juni 2014 | 20:45 WIB

Teori Memori Otot, Rahasia Kehebatan Pemain Bola di Piala Dunia 2014

Intisari-Online.com - Kehebatan pemain bola di Piala Dunia 2014 kerap mengundang decak kagum. Seolah-olah hanya mereka yang mampu melakukannya. Padahal, semuanya dapat dijelaskan lewat teori memori otot.

Tentu semuanya masih teringat gaya terbang Robin van Persie saat mencetak gol ke gawang Spanyol, tendangan voli Tim Cahill atau aksi kiper Meksiko Guillermo Ochoa yang menyelamatkan gawangnya dari serangan para pemain Brasil.(Baca juga: Piala Dunia 2014 dan Munculnya Parasit Baru di Brasil

Ternyata kehebatan pemain bola di Piala Dunia 2014, yang mampu menendang dengan terarah, menggiring bola tanpa melihat atau para kiper yang mampu membaca kemana arah bola meluncur, ini sebenarnya dapat dijelaskan dengan teori memori otot.

Hal tersebut disampaikan oleh Pengajar Psikologi Kognitif Fakultas Psikologi Universitas Sheffield, Inggris. Teori memori otot menunjukkan bagaimana keterampilan motorik tertentu dapat tersimpan di dalam otak.

Setiap keterampilan baru yang terus mereka asah melalui latihan bertahun-tahun, dengan teknik dan perencaan macam, tersiman di otak. Inilah yang membuat gerakan mereka seperti sebuah gerekan otomatis, bahkan terlihat seperti insting semata.

Jaringan otak yang terus berkembang setelah melalui beberapa kali latihan tersebut membuat usaha mereka dalam melakukan suatu gerakan lebih sedikit, namun dengan kontrol yang lebih besar.(Baca juga: Beragam Larangan Berhubungan Seks di Piala Dunia 2014, Berikut Alasannya

Sama seperti seoarang balita yang awalnya tidak mampu berjalan, kemudian di tahun-tahun awal pertumbuhannya dia mulai berlatih berjalan, meski harus beberapa kali terjatuh. Hingga akhirnya ketika mereka ingin berjalan, mereka tingga berjalan tanpa perlu benar-benar memperhatikan setiap gerakan kaki mereka.

Itulah rahasia kehebatan pemain bola di Piala Dunia 2014 jika dijelaskan dengan teori memori otot. (BBC.com via kompas.com)