Intisari-Online.com - Banyak yang mengeluh bahwa bekerja di Jakarta akan tua di jalan. Kemacetan memang kian hari kian menjadi. Ada yang menyiasati dengan bekerja di rumah, ada juga yang keluar dan menjadi freelance (karyawan lepas).
Bekerja lepas memang menawarkan banyak sisi positif. Jam kerja bebas sehingga terhindar dari stres akibat kemacetan. Selain itu bisa menangani banyak proyek dari beberapa sumber. Tentu saja ada sisi negatifnya. Ada yang merasa kesepian. Ada yang malah tidak fokus ke pekerjaan.
Nah, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang pekerja lepas, ada tiga hal yang patut dipertimbangkan.
Pertama, apakah Anda memiliki motivasi untuk menjadi pekerja lepas. Tidak selalu menyenangkan memang bangun pagi dan berangkat kerja menembus kemacetan. Tapi bekerja lepas butuh motivasi lebih sebab tidak ada yang mengawasi dan mengecek pekerjaan Anda. Jika tidak bisa mengatur tenggat dan bekerja dalam rel itu, lupakan dulu bekerja lepas.
Kedua, para langganan. Apakah Anda bisa langsung kerja begitu menjadi seorang pekerja lepas? Apakah sudah memiliki pelanggan yang Anda tahu akan mengikuti begitu Anda menjadi pekerja lepas? Jika belum memiliki pelanggan, bagaimana mendapatkannya? Dari jaringan Anda atau dari hasil iklan Anda? Menjadi pekerja lepas mengharuskan Anda juga bijak mengatur pengeluaran.
Ketiga, di mana Anda akan bekerja. Kebanyakan penulis yang bekerja lepas melakukan pekerjaannya di rumah dan hal ini bisa memiliki dua hal: bagus dan jelek. Bagusnya Anda tak perlu berpakaian rapi dan menembus kemacetan untuk ke tempat kerja. Namun tidak pergi bekerja juga memiliki sisi negatif: kamar kerja Anda bisa berantakan jika tidak diset dari awal.
Sudah siap?