Penulis
Intisari-Online.com - Konsumsi alkohol, ganja, atau obat-obatan terlarang dimulai dengan coba-coba. Biasanya terjadi ketika remaja. Ternyata, saat ini perilaku coba-coba yang dilakukan remaja, bahkan juga anak-anak, berasal dari bahan-bahan yang tersedia di rumah. Contohnya adalah obat penghilang rasa sakit, minuman energi, dan cairan pembersih komputer.
Menurut Mike Gimbel, yang sering memberikan edukasi mengenai penyalahgunaan obat-obatan, anak-anak tersebut mengkonsumsi minuman energi seolah-olah meminum air meineral. Padahal, walaupun tidak dicampur dengan alkohol, kafein tetap berbahaya.
Salah satu jenis keluhan yang sering ditemui para dokter adalah palpitasi (denyut yang tidak teratur pada jantung). Berdasarkan temuan American Academy of Pediatrics, konsumsi kafein secara berlebihan, terutama dilakukan oleh anak-anak atau remaja, dapat menimbulkan kejang-kejang, stroke, bahkan kematian secara mendadak.
Sebelumnya, berdasarkan temuan Substance Abuse and Mental Health Services Administration di tahun 2010, sekitar 2 juta anak-anak di Amerika Serikat yang berusia 12-17 tahun pernah mencoba menghirup beberapa produk seperti lem, semir sepatu, atau zat pelarut. Hadirnya “penemuan” baru berupa cairan pembersih komputer ini menambah alternatif bagi para remaja.
Produk yang mudah ditemui di toko komputer atau toko peralatan kantor ini ternyata menyimpan bahaya, antara lain dapat menyebabkan mual, mimisan, gangguan koordinasi, bahkan kematian. Oleh karena itu, orang tua harus mulai memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak mereka seperti penurunan nilai-nilai pelajaran, munculnya ruam di sekitar mulut dan hidung, turunnya berat badan atau terciumnya aroma produk-produk berbahaya tadi dari mulut anak.
“Mereka memperoleh obat-obat tersebut dari orangtua atau kakek-nenek mereka,” ujar Dr. Petros Levounis dari Addiction Institute of New York di Manhattan. Misalnya orangtua mereka baru saja dari dokter gigi kemudian diberi obat penghilang rasa sakit sebanyak 30 butir. Dari jumlah tersebut, bisa saja orangtua hanya mengkonsumsi 1-2 butir, sisanya akan ditaruh di kotak obat yang sangat mudah diakses oleh anak-anak.
Berdasarkan laporan para peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention, saat ini jumlah orang yang meninggal karena mengkonsumsi obat-obat penghilang rasa sakit jauh lebih tinggi dibanding mereka yang meninggal karena mengkonsumsi heroin atau kokain. (MyHealthNewsDaily)