Find Us On Social Media :

Jahe Memang Top

By Agus Surono, Senin, 20 Februari 2012 | 13:47 WIB

Jahe Memang Top

Intisari-Online.com- Dari sekadar bumbu dapur, jahe kini menempati tempat terhormat dalam dunia kedokteran. Soalnya, tanaman ini banyak memberikan harapan dalam mengatasi berbagai penyakit, ringan maupun serius.

Dibandingkan dengan berbagai rempah lain yang jadi sahabat para ibu rumah tangga di dapur, jahe mungkin bisa jadi merupakan yang paling populer. Tumbuhan rumpun berbatang semu yang memiliki nama Latin panu ini berasal dari Asia, yang tersebar dari India sampai ke Cina. Begitu populernya tanaman di kedua negara ini sehingga ada dugaan India dan Cina merupakan dua negara yang pertama kali menggunakan jahe untuk berbagai keperluan, baik untuk bahan minuman, bumbu masak, ataupun obat.

Makanan seperti rendang, soto, ataupun semur tentu terasa kurang afdol tanpa tambahan sedikit jahe. Jahe muda bahkan sudah lama dijadikan asinan.

Bahwa banyak perusahaan mengeluarkan permen jahe sebagai salah satu unggulannya, juga tidak terlepas dari kepekaan mereka untuk memanfaatkan keistimewaan yang ada pada tanaman ini. Obat yang mengandung jahe antara lain adalah obat batuk.

Paling banyak digunakan

Saat berada di tempat dingin, tentu kenikmatan yang Anda pikirkan dapat dipastikan adalah bisa menikmati secangkir wedang ronde atau semangkuk sekoteng, yang salah satu campurannya tidak lain daripada jahe. Dengan mereguk minuman itu bisa dipastikan tubuh terasa segar dan hangat.

Tapi seiring dengan perjalanan waktu jahe sudah menyebar secara luas ke berbagai negara, seperti Australia, Sri Lanka, Mesir, Yunani, Jepang, Pakistan, termasuk Indonesia. Bahwa jahe memiliki nilai teurapetik bisa dilihat dengan semakin giatnya orang melakukan penelitian atas tanaman ini untuk mengatasi berbagai penyakit. Sementara nilai ekonomis jahe terbukti dengan keseriusan India membudidayakan jahe, sehingga berhasil menjadi penghasil 50% dari produk jahe dunia.

Dengan bentuk daun bulat panjang dan tidak lebar (berbentuk lanset), jahe biasanya ditanam di daerah subtropis dan tropis dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini bisa dibilang sangat mudah tumbuh, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus secara berlebihan.

Yang dimanfaatkan dari jahe adalah rimpangnya, yang memiliki berbagai kandungan, antara lain minyak asiri, damar, ineral sineol, fellandren, kamfer, dll. Akar jahe mengandung 6% bahan obat-obatan yang digunakan sebagai campuran obat-obatan atau sebagai obat resmi di 23 negara. Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Di dalamnya banyak terkandung antara lain terpen, fellandren, dextokamfen. Karena berbagai kelebihannya itu, maka tak mengherankan jika daftar prioritas WHO menempatkan jahe sebagai tanaman obat yang paling banyak digunakan di dunia.

Mengobati rematik

Selain berkhasiat untuk merangsang nafsu makan dan pencernaan, jahe juga bermanfaat sebagai obat gosok untuk mengatasi penyakit encok, sakit kepala. Rasa dan aroma pedasnya dapat membantu menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Sementara itu minyak asirinya berguna untuk menghilangkan nyeri, anti-inflamasi (peradangan), dan antibakteri. Di samping merupakan salah satu campuran dalam obat batuk, tanaman ini juga dimanfaatkan untuk mengobati luka luar dan dalam, melawan gatal. Mengatasi masuk angin, rematik, nyeri pinggang, antimual, dan karminatif (membantu pengeluaran gas dari perut) juga merupakan manfaat lain dari jahe. Sementara itu bagi ibu hamil, jahe bermanfaat untuk mengurangi morning sickness. Tumbukan jahe yang diberi sedikit eau de cologne diyakin bisa mengatasi nyeri pinggang dan punggung.

Jahe memang memiliki kemampuan untuk merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperbesar pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi lancar. Dengan pemanfaatan jahe, selain tubuh menjadi lebih hangat, kerja jantung untuk memompa darah pun menjadi lebih ringan. Ujung-ujungnya, tekanan darah pun menurun.