Intisari-Online.com – Sekarang ini dokter lebih berhati-hati dalam memberikan antibiotik kepada pasiennya. Karena, obat-obatan saat ini sudah terlalu banyak dan membuat bakteri resisten terhadap antibiotik. Jika akhirnya dokter memberikan Anda antibiotik, itu berarti Anda benar-benar perlu untuk melawan infeksi.
Namun, jika hanya menderita penyakit ringan, seperti batuk dan flu, lebih baik tingkatkan saja sistem kekebalan tubuh kita dengan beberapa makanan, herbal dan ekstrak tanaman yang bermanfaat. Seperti berikut ini:
- Bawang merah. Kandungan sulfur dalam bawang (yang memberikan bau yang kuat dan rasa khas) diyakini mengandung zat diuretik dan antibakteri. Seperti cara tradisional menggunakan bawang putih untuk melawan flu, sirup yang terbuat dari bawang merah bekerja sebagai ekspektoran (membantu menghilangkan lendir dan bahan lainnya dari paru-paru, bronkus, dan trakea) untuk batuk yang membandel. Bumbu dapur ini juga dapat membantu meningkatkan aliran darah dan melindungi terhadap peradangan.
- Bawang putih. Sebagai salah satu tanaman obat tertua, bawang putih digunakan dalam banyak kebudayaan sebagai antibiotik alami dan kemampuannya melawan pilek dan flu. Zat kimia allicin membuat bawang putih memiliki rasa dan bau yang kuat serta memiliki senyawa terapeutik (pengobatan atau terapi yang menyembuhkan penyakit atau menghilangkan rasa sakit). Hasil penelitian menunjukkan bawang putih dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi kadar kolesterol darah. Bawang putih juga efektif mengobati keracunan makanan daripada obat standar lain.
- Teh hijau. Dalam penelitian ilmiah, teh hijau dapat membantu kinerja antibiotik. Tingginya kandungan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh, teh hijau juga rendah kafein dan dapat membuat bakteri rentan terhadap antibiotik.
- Madu. Madu baik untuk luka dan infeksi, terutama madu Manuka, dari lebah yang khusus disedikan pabrik manuka di Selandia Baru dan Australia. Madu juga dikenal sebagai antibiotik. Mengandung enzim antimikroba yang menghilangkan hidrogen peroksida, madu dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan digunakan untuk mengobati infeksi karena bakteri internal dan eksternal, termasuk radang perut.
- Echinacea. Sebagai ekstrak tumbuhan, Echinacea digunakan terhadap berbagai gangguan karena gigitan serangga, bakteri dan virus. Juga merangsang sistem kekebalan tubuh sehingga sel-sel darah putih dapat lebih efektif melawan infeksi. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi secara teratur suplemen Echinacea dapat mengurangi peluang terkena flu sekitar 58 % dan akan mengurangi kemungkinan terkena penyakit. Echinacea tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bagi wanita hamil, penderita TB, penderita penyakit autoimmune seperti SLE dan juga penderita HIV AIDS. Juga tidak boleh digunakan dalam jangka waktu panjang yaitu lebih dari delapan minggu karena dapat menyebabkan sistem imun tubuh menjadi menurun. Echinacea hanya mempunyai efektivitas pada pemberian 1 – 2 minggu saja.