Penulis
Intisari-Online.com – Untuk mencegah sulit makan, balita sebaiknya diperkenalkan dengan makanan padat sedini mungkin sesuai dengan usianya.
Setelah selama enam bulan mengonsumsi ASI sebagai makanan eksklusifnya, bayi sudah bisa diperkenalkan pada makanan “baru”. Misalnya, buah yang dilumatkan (pisang ambon, raja, kepok; avokad); air perasan jeruk; bubur tepung beras, beras merah, kacang hijau, serta maizena; atau bubur susu. Masa itu, bayi mulai bisa menggerakkan lidahnya untuk memindahkan makanan dalam mulut dari depan ke belakang.
Seandainya si anak menolak, bisa diganti untuk sementara dengan yang lain. Upaya ini hendaknya terus diulang. Orangtua hendaknya bersabar. Belum tentu si anak selamanya akan menolak. Memasuki usia enam bulan – saat bayi sudah bisa mengatupkan bibir yang memudahkan mengonsumsi makanan lunak dari senodk dan mengunyahnya – anak sudah bisa mendapat nasi tim saring. Bila anak menolak, mungkin karena rasanya tidak berkenan. Jangan dipaksa, tetapi perlu dicoba lagi dalam kesempatan lain.
Sampai dengan usia sembilan bulan, anak masih diberikan bubur blender. Ketika anak sudah bisa mulai diajak makan bersama di meja makan, susunan makanan diusahakan sudah lengkap. Yakni terdiri atas: sumber energi – karbohidrat (nasi, kentang, havermut), sumber pembangun: protein (daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe, serta kacang-kacangan), serta sumber pengatur: vitamin dan mineral (sayuran seperti kangkung, bayam, labu kuning, buncis muda, wortel, serta buah-buahan macam pepaya, jambu biji, air jeruk, melon, avokad).
Pada usia 9 – 12 bulan menu makanan masih sama, hanya saja tidak perlu dihaluskan. Madu hendaknya tidak diberikan. Pada usia ini pencernaan bayi masih sangat sensitif. Dikhawatirkan, madu mengandung bakteri yang menyebabkan pencernaannya terganggu. Pada usia ini pula anak mulai belajar minum dengan gelas dan makanan yang bisa dipegang sendiri. Sebaiknya anak tidak diberi kopi, teh, atau minuman ringan (soft drink). Minuman-minuman itu bisa menghambat penyerapan zat besi.
Usia setahun ke atas makanan keluarga hendaknya sudah mulai diperkenalkan. Namun, pengolahannya masih perlu penyesuaian. Misalnya, mula-mula bumbunya tidak tajam atau keras. Pada usia tersebut pencernaan anak masih belum sempurna. Secara bertahap penyesuaian bisa dilakukan hingga pencernaan anak benar-benar siap menerima makanan yang lebih beragam. (Rahasia Sehat di Balik Makanan)