Penulis
Intisari-Online.com - Di mana pun tempatnya, ternyata para penderita disfungsi ereksi punya kelakuan sama, yakni sama-sama pemalu. Maksudnya, mereka malu mengungkapkan penyakitnya dan mencari pertolongan. Padahal, sikap yang ter- tutup malah membuat penyakit bakal bertambah parah. Jadinya, mau loyo terus?
Soal besarnya rasa “kemaluan” ini, seorang dokter di Jakarta bercerita: ada pasien yang datang ke pendaftaran dan mengaku akan berobat batuk pilek. Ternyata setelah di kamar periksa, dan perawat diminta untuk keluar, dia tiba-tiba berbisik, “Sebenarnya saya ke sini karena burung saya tidak mau bangun, Dok.”
Walah, ternyata keluhannya disfungsi ereksi atau yang di masa silam sering dikatakan sebagai impotensi. disfungsi ereksi atau impoten ini memang punya batasan, yakni manakala penis tidak mampu melakukan penetrasi ke dalam vagina. Jadi saat pertempuran tiba dan sang torpedo siap untuk menembus sasaran. Namun saat hendak menusuk, dia malah loyo dan akhirnya lemas.
(Baca juga: Salah Kaprah Mitos Keperawanan)
Kalau kejadiannya memang seperti ini, bukan saja pria yang sengsara akibat merasa tidak perkasa. Perempuan pasangannya bisa-bisa juga ikut nelangsa.
Tidak menyadari diabetes
Tidak salah kalau dikatakan disfungsi ereksi penyakitnya “manula” alias mereka yang sudah berusia lanjut, jika dihitung mulai dari usia 41 tahun ke atas. Tapi bukan berarti mereka yang berusia lebih muda tidak bisa terjangkit lemah syahwat ini. Di tingkat usia yang sudah senior, disfungsi ereksi biasanya disebabkan oleh faktor organik. Sementara mereka yang masih muda dan gagah, lebih ba-nyak dikarenakan faktor psikologis.
Penyebab gangguan khusus pada pria ini bisa karena dua faktor, yaitu fisik dan psikologis. Secara fisik, bisa terjadi karena faktor hormonal, gangguan persarafan, gangguan aliran darah, atau karena pemakaian zat kimia tertentu. Sedangkan secara psikologis, disebabkan oleh depresi, stres, kecemasan, atau ma-lah adanya pemahaman keliru tentang arti “kejantanan” itu.
Meski tidak ada data pasti, sebuah klinik kesehatan pria di Jakarta pernah mengungkap, pada umumnya penderita disfungsi ereksi diketahui juga mengalami penyakit lain seperti diabetes melitus, hipertensi atau hiperkolesterol. “Malah penyebab penyakit organik itu terus me-ningkat jika dibandingkan dengan penyakit psikis, “ ungkap dr. Soeryo Winahyoe, dokter yang berpraktik di klinik itu.
(Baca juga: Perlu Playful Saat Jenuh Berhubungan Seks dengan Pasangan (4))
Dari sederet penyakit itu diabetes melitus atau kencing manis diketahui paling banyak berhubungan dengan disfungsi ereksi. Faktanya pun cukup menyeramkan, penderita diabetes (diabetesi) berisiko 2 - 5 kali menderita disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria sehat. Mereka pun lebih cepat 10 - 15 tahun terkena disfungsi ereksi.
Bahkan sebelum mencapai usia 70 tahun, sekitar 95% diabetesi melemah kemampuan ereksinya.Masalahnya, ternyata tidak semua orang menyadari kalau dirinya mengidap diabetes. Bahkan ada pasien yang baru ketahuan sakit gula setelah memeriksakan keluhan disfungsi ereksi-nya kepada dokter. “Ini sebenarnya juga terjadi pada penyakit-penyakit lain,” ungkap dr.Soeryo.
-bersambung-
---
Tulisan ini ditulis oleh T. Tjahjo Widyasmoro di Majalah Intisari edisiExtra Resep Mujarab Keluarga Sehat 2013. Tulisan ini ditulis dengan judul asliDisfungsi Ereksi, Cegah Loyo Sebelum Berperang.