Terkenal sebagai Pasar Setan, Begini Kebenaran Pasar Bubrah Gunung Merapi di Mata Sains

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Salah satu penampakan di Pasar Bubrah

Intisari-online.com -Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas atau letusan freatik yang membuat warga geger.

Gunung Merapi hingga saat ini disebut sebagai salah satu gunung paling aktif di dunia dan diyakini bisa meletus sewaktu-waktu.

Salah satu legenda paling terkenal dan menggema di telinga masyarakat mengenai keangkeran Gunung Merapi adalah misteri Pasar Bubrah.

Disebut demikian karena hawa mistis dan cerita keangkerannya telah berkembang dan melekat bagi warga sekitar. Konon kabarnya, tempat tersebut disebut sebagai pasarnya para jin.

Baca Juga :Terimbas Letusan Gunung Merapi? Begini 5 Aturan Menghadapi Hujan Abu Vulkanik

Selain itu Gunung Merapi kerap disangkut-pautkan dengan tokoh mistis bernama Mak Lampir yang sangat kesohor di kalangan penikmat sandiwara radio.

Kisah-kisah tersebut konon bukanlah isapan jempol belaka, banyak masyarakat yang mengamini kisah tersebut.

Bahkan cerita tersebut sudah lama berkembang di masyarakat, dan hal ini sudah menjadi rahasia umum jika memang Gunung tersebut adalah salah satu kawasan yang angker.

Selain itu juru kunci Gunung Merapi bernama Mbah Marijan juga sempat beberkan mengenai keberadaan kerajaan ghaib di daerah pasar bubrah.

Baca Juga :'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat

Bagi para pendaki, kisah-kisah tersebut tidaklah asing di telinga mereka, ketika mendengar tawar-menawar didaerah tersebut, layaknya transaksi manusia di sebuah pasar.

Maka seorang pendaki jika ingin mengambil benda apa puan dari tempat tersebut seperti batu atau apapun harus meninggalkan uang recehan dengan menjatuhkannya ke tanah.

Selain kisah mistis yang menyelimuti daerah tersebut, Pasar Bubrah juga terkenal lain daripada yang lain, dari semua lokasi di Gunung Merapi.

Tempatnya yang tandus dan gersang berbeda dengan keadaan lereng dan gunung pada umumnya yang dipenuhi tanaman-tanaman hijau, dan segar.

Sabagai salah satu gunung aktif, Pasar Bubrah adalah pos sekaligus tempat terakhir untuk para pendaki.

Baca Juga :Asyik Berlibur, Bocah Tak Sengaja Temukan Pedang Legendaris Excalibur Milik Raja Arthur

Setelah sebuah insiden menewaskan salah satu pendaki bernama Eri pada 2015 silam ketika jatuh ke kawah merapi di puncak Garuda.

Untuk itulah para pendaki diharapkan untuk berhenti di Pasar Bubrah mengingat kondisi puncak gunung yang bisa mengancam nyawa sewaktu-waktu.

Berbicara mengenai pasar bubrah tempat ini adalah salah satu tempat yang di Merapi yang disebut jauh dari kesan subur.

Disebut demikian karena tempat ini adalah satu-satunya sisa dari letusan gunung merapi di mana kontur tanahnya dipenuhi dengan batuan vulkanik.

Pada lokasi tersebut banyak batu-batuan besar yang merupakan sisa-sisa letusan Gunung Merapi.

Menurut sebuah penelitain menyebutkanMerapi Baru terbentuk 2.000 tahun lalu hingga sekarang, ditandai dengan pembentukan kerucut Merapi di dalam kawah Pasar Bubrah.

Selama periode Merapi baru, terjadi beberapa kali letusan eksplosif. Letusan besar Merapi diperkirakan pernah menutup Candi Sambisari di Kalasan, Yogyakarta, berjarak sekitar 23 kilometer dari puncak gunung, seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga :Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya

Letusan Merapi bertipe plinian, dengan ciri tekanan gas sangat kuat karena pengaruh jenis magma yang kental dan bersifat asam, membentuk kolom letusan vertikal dengan ketinggian bisa mencapai 25 kilometer.

Selain itu sisa-sisa dari letusan tersebut juga menimbulkan bau menyengat belerang dari tanah di sekitaran Pasar Bubrah.Tipe letusannya tetap luncuran awan panas, tetapi kecepatan proses dan intensitasnya sedemikian besar.

Awan panas atau disebut pyroclastic flow adalah aliran gas dari dalam perut gunung api yang membawa material batu, kerikil, pasir, dan debu, yang kini ada di Pasar Bubrah.

Kecepatan aliran tersebut bisa mencapai 100 km per jam, tergantung tekanan yang keluar dari dalam.

Artikel Terkait