Fakta 'Ampak-Ampak', Kabut Gunung yang Kerap Dikaitkan dengan Hilangnya Para Pendaki

Moh. Habib Asyhad

Penulis

fakta di balik ampak-ampak

Intisari-Online.com - Pernahkan Anda mendengar istilahampak-ampak?

Ampak-ampak kerap diperbincangkan di kalangan para pendaki gunung, khususnya di Indonesia ini.

Ampak-ampak sendiri adalah kondisi di mana tiba-tiba datang kabut yang tebal dan dingin yang membuat jarak pandang benar-benar terbatas.

Seringkali, pendaki mengaitkan hadirnya ampak-ampak ini dengan dunia mistis.

Baca Juga:Mengerikan, Inilah Beberapa Hal yang Akan Terjadi Jika Bumi Benar-benar Datar

Baca Juga:Tragis, Seorang Bocah Tergelincir dari Eskalator di Tempat Orang Bunuh Diri Dua Hari Sebelumnya

Pasalnya, cukup banyak pendaki yang hilang setelah menerjang ampak-ampak ini.

Beberapa pendaki mengaku tersesat dan kesulitan kembali ke jalur yang benar setelah ampak-ampak datang.

Oleh karena itu, beberapa rumor mistis mulai beredar.

Banyak yang bilang bahwa ampak-ampak ini adalah jelmaan dari makhluk gaib yang turun mengganggu para pendaki.

Tak jarang pendaki langsung mengucap doa dan rentetan ayat Al Quran begitu melihat kabut pekat ini.

Namun, kejadian ini bukanlah hal mistis dan bisa dijelaskan dengan sains, lo!

Ampak-ampak sebenarnya adalah kabut, sama seperti kabut yang ada di dataran rendah saat cuaca kebetulan sedang dingin, misalnya di pagi hari.

Yang membedakan hanyalah ketebalannya.

Baca Juga:Inilah 5 Narapidana yang Berhasil Kabur dari Penjara Nusakambangan, namun Nasibnya Tak Mujur Juga!

Kabut gunung biasanya memang tebal dan membatasi jarak pandang serta mengganggu pernafasan para pendaki.

Itulah sebabnya saat datang kabut tebal, pendaki sulit melihat jalan sekaligus merasa sesak secara tiba-tiba.

Proses pembentukannya juga sama.

Saat udara hangat menampung lebih banyak uap air dan mengubahnya kembali menjadi titik-titik cairan yang mengambang diudara, atau mengembun.

Baca Juga:Urutan Eksekusi Hukuman Mati di Nusakambangan yang Buat Narapidana Tak Kuasa Menahan Tangis

Pada waktu-waktu tertentu, saat suhu menurun dratis di pegunungan, misalnya perpindahan dari siang ke sore hari, kabut akan terbentuk.

Awalnya, hanya beruba titik-titik air yang sangat ringan di udara dan hanya membuat pandangan sedikit kabur.

Lambat laun, semakin dingin suhunya, biasanya kabut akan makin tebal.

Jangankan para pendaki yang berada di daratan, kabut tebal semacam ini juga bisa terjadi di langit dan mengganggu penerbangan pesawat.

Saat ampak-ampak atau kabut tebal ini turun ketika Anda sedang melakukan pendakian, hanya ada satu cara yang membuat Anda tetap aman.

Anda sebaiknya berhenti, lalu merunduk atau tiarap dan jangan nekat berjalan.

Baca Juga:Menelisik Sosok Aman Abdurrahman, Pria yang Kabarnya Digunakan Polri Untuk Meredam Amuk Napi di Mako Brimob

Kalau Anda nekat berjalan, akibatnya Anda akan kehilangan jarak pandang dan bisa berakhir tersesat.

Masalah tambahannya, kabut tebal ini juga bisa menyelimuti area yang cukup luas, sehingga Anda akan terpisah dari rombongan Anda jika bergerak sendirian.

Ampak-ampak biasanya tidak berlangsung lama, dalam hitungan menit sudah bisa menghilang dan cuaca kembali cerah.

Kalau di Jawa Tengah, salah satu gunung yang terkenal dengan ampak-ampaknya adalah Gunung Lawu.

Kasus tersesatnya pendaki karena ampak-ampak juga bukan kasus baru lagi.

Namun, pendaki di Gunung Lawu juga percaya pada satu mitos.

Pendaki yang tersesat akan ditunjukkan kembali ke jalur pendakian yang benar asal mengikuti seekor burung Jalak Lawu asalkan niat hatinya tulus dan baik.

Nah, kalau Anda lebih percaya yang mana?

Ampak-ampak versi mistis atau yang sudah dijelaskan melalui sains?

Baca Juga:Inilah Bukit Nirbaya di Nusakambangan, Lokasi Eksekusi Mati para Tahanan yang Terkesan 'Angker'

Artikel Terkait