Penulis
Intisari-Online.com- Bisnis anggur keluarga di Kuba ini berkembang berkat penggunaan kondom dalam proses fermentasinya.
Hal ini sebenarnya didorong oleh embargo perdagangan dan inefisiensi lain oleh AS terhadap perekonomian Kuba sejak 1960 hingga sekarang.
Keterbatasan barang-barang membuat warganya memeras otak dan mengembangkan sisi kreatif untuk bertahan hidup.
Salah satunya dilakukan oleh Orestes Estevez dan keluarganya.
Baca Juga:Para 'Wanita Malam' di China Gunakan Belut Agar Dianggap Masih Perawan, Ini Caranya
Bertempat di El Canal, Havana, mereka mengembangkan sebuah kilang anggur.
Mereka mengisi galon kaca dengan anggur, jahe dan kembang sepatu, sebelum menutupnya menggunakan kondom di setiap galonnya.
Kondom, kemudian perlahan-lahan akan mengembang sebagai tanda bahwa fermentasi campuran buah menghasilkan gas.
Setelah kondom runtuh dan terlepas, Estevez tahu fermentasi selesai dan anggur siap untuk pembotolan.
Baca Juga:Tidak Hanya Gigi Berlubang, ini 5 Tanda Anda Telah Mengonsumsi Gula Secara 'Brutal'
Pria berkepala enam itu telah membuat anggur di Kuba selama beberapa dekade.
Namun, bisnis ini secara resmi dibuka pada 2000 bersama dengan istri, putra dan asistennya.
"Menempatkan kondom pada botol sama saja seperti seorang pria," kata Estevez sebagaimana diwartakan Independent pada tahun lalu, 2017.
"Kondom akan berdiri yang menandakan anggurnya sudah sia, dan kemudian selesai setelah prosesnya usai."
Setelah anggur itu dikemas, Estevez menjual anggur-anggur itu ke rumah dan restoran.
Dibutuhkan antara satu bulan hingga 45 hari untuk memproduksi sebotol anggur di El Canal.
Baca Juga:Waspada dan Perhatikan! Inilah Daftar Tanggal Nahas bagi Tiap Shio di Bulan Mei 2018
Rata-rata penjualan per hari Estevez adalah 50 botol.
Tak hanya memakai bahan dasar anggur, Estevez juga memproduksinya menggunakan buah-buahan tropis seperti jambu biji dan sayuran seperti selada air.
Angel Garcia, seorang auditor negara mengatakan bahwa dia biasa membeli anggur buatan sendiri dengan kualitas yang meragukan.
Namun sekarang beralih ke pabrik anggur milik Estevez.
Baca Juga:Berkat Teknologi Canggih Israel, Etiopia yang Miskin Kini Jadi Surga Pertanian nan Makmur!