Penulis
Intisari-Online.com - Benarkah frekuensi berhubungan seks yang rendah justru membuat potensi ereksi pria menurun? Pertanyaan ini muncul ketika diketahui bahwa pria mengalami kesulitan dalam mempertahankan ereksinya. Sehingga dikhawatirkan, kurang aktifnya pria bercinta akan menyebabkan disfungsi ereksi (DE).
Penelitian mengenai hal tersebut dilakukan tahun 2008 yang diikuti oleh responden sebanyak 989 pria berusia 50, 60, dan 70 tahun selama lima tahun. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa pria yang bercinta kurang dari seminggu sekali ternyata berisiko dua kali lebih besar menderita disfungsi ereksi (DE) alias impotensi.
"Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hubungan seks secara teratur memiliki efek seperti olahraga rutin, yakni mempertahankan kapasitas fungsional," tulis para peneliti seperti dikutip WebMD.
Penelitian itu memang tidak menyebutkan jenis lain untuk mempertahankan fungsi ereksi adalah masturbasi yang mana bisa menjaga fungsi seksual pria.
"Sepertinya efeknya akan sama karena baik hubungan seks dan masturbasi sama-sama melindungi fungsi saraf dan pembuluh darah yang berfungsi dalam ereksi," kata Juha Koskimaki, ahli urologi.
Meskipun demikian, tak semua dokter setuju bahwa bercinta secara teratur bisa mencegah impotensi. Pasalnya, bertahannya fungsi ereksi tak semata-mata bergantung pada keaktifan pria dalam kegiatan seksual, baik itu bercinta ataupun masturbasi.
"Bercinta itu bagus, masturbasi juga baik, tapi konsep bahwa pria harus berhubungan seks untuk menjaga fungsi ereksinya masih diperdebatkan," kata Irwin Goldstein, direktur kedoktaran seksual di San Diego.
Para ahli sepakat bahwa ereksi adalah kunci mempertahankan fungsi seksual pria. Ereksi ini bisa dilakukan dengan atau tanpa seks. Lagi pula, setiap pria mengalami ereksi spontan ketika mereka tidur.
Jadi, walau tidak berhubungan seks sebagian besar pria sebenarnya sudah memiliki pencegahan terhadap terjadinya DE.