Find Us On Social Media :

Apakah Seks dengan Orang Tidak Sadar Harus Selalu Dipertimbangkan Sebagai Pemerkosaan?

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 7 Februari 2015 | 16:00 WIB

Apakah Seks dengan Orang Tidak Sadar Harus Selalu Dipertimbangkan Sebagai Pemerkosaan?

Intisari-Online.com – Sebuah RUU di legislatif Utah akan memperjelas undang-undang negara tentang pemerkosaan dengan membuat jelas bahwa orang yang tidak sadar tidak dapat memberikan persetujuan mereka. Anggota parlemen Utah mempertanyakan, apakah seks dengan orang tidak sadar harus selalu dipertimbangkan sebagai pemerkosaan?

Menurut jaksa setempat dan pendukungnya, ambiguitas yang membuatnya sulit untuk mengejar beberapa kasus perkosaan dan akhirnya dapat mengucilkan wanita di masa mendatang.

RUU ini dinilai oleh Komite Kehakiman Utah, melalui wakilnya Brian Greene, menyuarakan keprihatinannya. Ia tidak yakin bahwa berhubungan seks dengan orang yang tidak sadar harus selalu dianggap sebagai pemerkosaan. Greene mengatakan seks dengan orang yang tidak sadar rasanya seperti pemerkosaan kepadanya dalam sebuah “skenario kencan pertama”. Tetapi mempertanyakan lagi apakah ada sebuah aturan terang mereka adalah pasangan menikah atau individu lain dengan hubungan sebelumnya, yang berlanjut berikutnya.

Greene menjelaskan pada komite bahwa ia “sama sekali tidak membenarkan untuk aktivitas seksual dengan orang yang tidak sadar.”

Greene tidak sendirian dalam keprihatinannya. Perwakilan LaVar Christensen mengatakan, selalu menganggap bahwa seks dengan orang yang tidak sadar sebagai perkosaan, akan membuat definisi terlalu “luas”.

Pada akhirnya, bagaimanapun, Greene dan Chtistensen mengatasi keraguan mereka. RUU tersebut disahkan oleh komite dengan suara bulat.