Find Us On Social Media :

Seks yang (Masih) Berselaput Mitos: Bongkok Udang dan Mitos Etnis Tertentu

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 28 April 2015 | 20:00 WIB

Seks yang (Masih) Berselaput Mitos: Bongkok Udang dan Mitos Etnis Tertentu

Intisari-Online.com – Dalam soal seks, ternyata seks masih berselaput mitos. Misalnya saja, ada yang mengira selaput dara yang robek pasti mengeluarkan darah. Betulkah nanas menyebabkan vagina basah? Apakah terong melemaskan potensi seksual pria sementara daging kambing meningkatkan gairah? Apa benar pemilik tubuh "bongkok udang" gairah seksnya tinggi? Benarkah penyakit seksual yang menular seperti HIV/AIDS bisa diredam dengan bir?

--

Ada mitos tentang kehebatan seks etnis tertentu. Konon, karena terbiasa mengonsumsi ramuan  tertentu, vagina kaum perempuannya memiliki kelebihan dalam memberi kepuasan seksual. Wimpie membantah mitos ini. "Secara fisik tidak ada perbedaan pada vagina berdasarkan etnis," katanya. Yang berbeda mungkin pandangan dan perilaku seksual yang disebabkan oleh perbedaan nilai sosial dan budaya. Perbedaan sosial dan budaya memang mempengaruhi pandangan tentang seksualitas dan pandangan tentang seksualitas inilah yang kemudian mempengaruhi perilaku seksual.

Wimpie juga menampik pandangan yang menganggap "bongkok udang" menandakan tingginya nafsu. Begitu pula pandangan bahwa perempuan yang memiliki tendon achilles ramping memiliki potensi seksual tinggi. "Potensi dan gairah seksual tidak bisa dilihat dari penampilan fisik," kata doktor yang mengkaji masalah disfungsi ereksi dan tamatan Universitas Airlangga ini.

Gairah seksual, kata Wimpie, ditentukan oleh hormon seks, kesehatan tubuh secara umum, hambatan psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya. la juga menambahkan bahwa kemampuan seksual pria tidak ditentukan oleh besar penisnya, tetapi lebih ditentukan oleh kemampuannya berereksi, memenuhi fungsi, dan mengontrol ejakulasi. "Sebab yang terpenting dari penetrasi penis hanya sepertiga bagian luar vagina."

--