Find Us On Social Media :

Seks yang (Masih) Berselaput Mitos: Daging Kambing, Terong, dan Nanas

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 29 April 2015 | 19:00 WIB

Seks yang (Masih) Berselaput Mitos: Daging Kambing, Terong, dan Nanas

Intisari-Online.com – Dalam soal seks, ternyata seks masih berselaput mitos. Misalnya saja, ada yang mengira selaput dara yang robek pasti mengeluarkan darah. Betulkah nanas menyebabkan vagina basah? Apakah terong melemaskan potensi seksual pria sementara daging kambing meningkatkan gairah? Apa benar pemilik tubuh "bongkok udang" gairah seksnya tinggi? Benarkah penyakit seksual yang menular seperti HIV/AIDS bisa diredam dengan bir?

--

Daging kambing, khususnya bagian penis, sering dianggap meningkatkan fungsi seksual. Padahal menurut Wimpie, tidak ada yang istimewa di dalam kandungan daging kambing. Malah sebaliknya, kalau daging itu mengandung banyak lemak, akan berakibat buruk pada fungsi seksual. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan kehadiran zat berkhasiat bagi fungsi seksual dalam cula badak dan penis buaya.

Beberapa jenis makanan sering dihindari karena dianggap merugikan fungsi seksual. Umpamanya saja nanas dan mentimun yang dianggap mengakibatkan perlendiran yang berlebihan pada vagina, padahal menurut Wimpie, perlendiran pada vagina tidak ada hubungannya dengan sayuran dan buah-buahan.

Kaum laki-laki sering menghindari terong karena mengira terong menimbulkan impotensi. Padahal, bukti ilmiah tentang mitos ini pun tidak ada.

 Virus Tidak Mati oleh Bir

Mitos yang masih dipegang banyak orang, ternyata tidak cuma soal potensi seksual, tetapi juga tentang kegiatan seksual. Aktivis penyadaran HIV/AIDS, Baby Jim Aditya, beberapa kali mendapati para sopir truk di jalur Pantura Jawa Barat, mengguyur penisnya dengan bir atau minuman ringan seusai melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial. Maksudnya untuk membunuh kuman atau virus penyakit menular seksual. Padahal, tidak ada satu pun bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kegiatan itu bisa mencegah penularan.

Pemikiran bahwa alkohol yang dikandung oleh bir bisa membunuh kuman mungkin ada benarnya, tapi bagaimana dengan virus penyerang kekebalan tubuh alias HIV yang sampai sekarang belum ada obatnya?

--