Find Us On Social Media :

Banyak Budaya yang Menganggap Ciuman dari Mulut ke Mulut Sangat Tidak Menyenangkan

By Ade Sulaeman, Senin, 27 Juli 2015 | 18:15 WIB

Banyak Budaya yang Menganggap Ciuman dari Mulut ke Mulut Sangat Tidak Menyenangkan

Intisari-Online.com – Selama beberapa waktu, khususnya di dunia barat, muncul gagasan bahwa ciuman romantis adalah praktek universal semua umat manusia. Namun, penelitian terbaru dari Departemen Antropologi Universitas Nevada, Amerika Serikat menemukan bahwa banyak budaya yang menganggap ciuman dari mulut ke mulut sangat tidak menyenangkan.

Suku Mehinaku, misalnya, salah satu etnografer menyatakan penduduk asli Brasil ini berpikir ciuman merupakan sesuatu yang "kotor". Mereka kadang bertanya mengapa ada orang yang ingin "berbagi makan malam mereka".

Para ahli menilai respon ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang mengejutkan karena tujuan utama dan pertama dari kontak mulut ke mulut adalah ciuman-suapan dari orangtua ke anaknya.

William Jankowiak, Shelly Volsche dan Justin Garcia, yang melakukan penelitian ini menemukan bahwa lebih dari setengah dari 168 beragam budaya tidak menganggap ciuman sebagai sesuatu yang romantis-seksual.

“Konsep ciuman hilang di masyarakat-masyarakat pemburu-pengumpul yang berada di wilayah khatulistiwa dan sub-Sahara seperti Hadza, Turkana, Maasai, dan Yanomamo," kata Volsche kepada news.com.au.

Bahkan, penelitian menduga ciuman seolah-olah hanya berkembang di masyarakat yang kompleks, yang memeiliki waktu serta minat para hal-hal yang erotis.

"Negara leluhur" dari seksualitas manusia, Volsche percaya, adalah praktik kawin dasar yang difokuskan pada reproduksi.

Banyak masyarakat yang tidak memiliki ‘budaya’ ciuman romantis menggunakan ekspresi fisik romantis lainnya, biasanya dalam bentuk pertukaran napas atau saling mengendus pipi dan leher.

Tampaknya berciuman seksual dan romantis tiba bergandengan tangan dengan kompleksitas sosial. "Kebanyakan budaya Barat dan industri / pasca-industri sekarang memiliki ‘budaya’ ciuman dari mulut ke mulut, sementara sebagian besar masyarakat skala kecil (pemburu-pengumpul, pastoral, hortikultura kecil) tidak," kata Volsche.

(news.com.au)