Penulis
Intisari-Online.com - Bukan hanya pada wanita, pria juga dapat mengalami krisis paruh baya akibat berkurangnya hormon tertentu dalam tubuh yang disebut dengan andropause. Ada beberapa tanda saat andropause atau fase hormon testoteron pria menurun.
Berapa pun usia kita, kita akan mengalami fluktuasi hormonal. Saat hormon dalam kondisi seimbang, kita akan merasa luar biasa, misalnya kulit menjadi segar dan bersinar, lebih fokus, mudah mengingat, mood stabil, dan gairah seksual membara.
Tetapi saat keseimbangan hormon itu terganggu, masalah pun bermunculan. Sulit berkonsentrasi, mudah lelah, susah tidur, kehilangan gairah seksual, dan berat badan bertambah, adalah sedikit dari pengaruh gangguan hormonal.
Pada pria, berkurangnya hormon testosteron bisa menyebabkan kondisi "menopause" yang disebut juga dengan andropause. Tetapi tidak semua pria mengakui kondisi ini.
Walau begitu, seperti halnya wanita, saat pria mengalami penurunan hormonal ada gejala-gejala tidak menyenangkan yang akan mereka rasakan. Selain emosi yang tidak stabil, mereka juga menjadi lebih lamban saat melakukan suatu kegiatan.
Sayangnya, para ahli belum menemukan terapi yang tepat untuk kondisi andropause ini seperti halnya menopause. Salah satu hasil penemuan dari penelitian satu dekade adalah obat Viagra.
Tetapi Viagra ini hanya mengatasi salah satu gejala "menopause pria", yakni ereksi yang sulit. Tetapi akar masalahnya sendiri tidak diselesaikan, yakni penurunan testosteron.
Selain itu mengonsumsi Viagra juga menimbulkan risiko jika pria makin bertambah usia, menderita hipertensi, atau menderita penyakit jantung. Selain itu, untuk meningkatkan gairah seksual yang dibutuhkan adalah hormon, bukan Viagra.
Gejala lain yang mungkin dialami pria adalah berat badan bertambah, depresi, mood swing, gampang lelah, atau keringat dingin saat malam.
Mengatasi andropause sebenarnya lebih mudah karena hanya diperlukan satu hormon, testosteron. Selain pemberian hormon, sebenarnya menerapkan pola makan sehat juga bisa membantu mengatasi gejala-gejala andropause. Rutin berolahraga dan mengelola stres juga disarankan.
(Muthia Zulfa/kompas.com)