Find Us On Social Media :

Postcoital Dysphoria, saat Kita Merasa Cemas, Depresi, Sedih dan Agresif setelah Berhubungan Seks

By Ade Sulaeman, Senin, 19 Oktober 2015 | 18:10 WIB

Postcoital Dysphoria, saat Kita Merasa Cemas, Depresi, Sedih dan Agresif setelah Berhubungan Seks

Intisari-Online.com - Sesi bercinta bersama pasangan seharusnya menjadi momen yang membahagiakan sekaligus penuh dengan cinta dan kemesraan.

Namun, tidak sedikit wanita yang malah menangis usai bercinta. Apa yang terjadi dan normalkah demikian?

Dalam istilah medis, sesi bercinta yang berujung dengan tangisan seringkali disebabkan derasnya hormon oksitosin yang membanjiri otak pasca orgasme.

Kondisi ini dinamakan postcoital dysphoria (PCD), yakni kondisi ketika Anda merasa cemas, depresi, sedih, dan agresif yang dirasakan sebagian wanita setelah bercinta.

Menurut sebuah survei yang dihelat kepada 230 mahasiswi, 46 persen responden mengaku pernah merasakan depresi usai bercinta semacam itu.

Selain itu, lima persen responden dilaporkan beberapa kali merasakan depresi dalam beberapa bulan terakhir.

Kondisi yang demikian, dipandang para ahli tidak berkaitan dengan kekuatan hubungan, kadar kemesraan, atau seberapa memuaskan sesi bercinta.

"Hipotesis kami adalah berkaitan dengan diri sendiri dan fakta bahwa keintiman seksual dapat berkaitan dengan hilangnya rasa menjadi diri sendiri. Untuk seseorang yang memiliki rasa menjadi diri sendiri yang rapuh, ini akan menjadi masalah," ujar Robert Schweitzer PhD, ketua penelitian tersebut.

Schweitzer menjelaskan bahwa ada kemungkinan komponen genetik berpengaruh terhadap munculnya PCD. Sebab, dia dan para peneliti lainnya memperhatikan kemiripan antara dua anak kembar yang bergumul dengan depresi pasca bercinta.

Jadi, apabila satu anak menderita depresi, maka kembarannya akan merasakan hal serupa. Namun, perlu penelitian lanjutan untuk membuktikan hal ini.

Jika Anda merasakan depresi usai bercinta dengan pasangan, Schweitzer menyarankan Anda untuk melakukan langkah pertama berupa mengidentifikasi area dalam hidup yang menimbulkan stres atau kecemasan tambahan.

Dengan demikian, dia menyatakan bahwa sebenarnya wajar saja apabila merasakan stres atau depresi usai bercinta.

(Sakina Rakhma Diah Setiawan/kompas.com)