Penulis
Intisari-Online.com -Memang tidak ada aturan khusus, mana yang terlebih dulu harus diperkenalkan kepada anak; huruf dulu atau kata per kata. Glenn Doman menyarankan untuk tidak mengajarkan abjad dulu karena cenderung akan membuat anak lambat membaca. Sebab, satuan dasar bahasa adalah kata, bukan huruf.Lagi pula, menurut Henny Supolo Sitepu, pengurus Yayasan Anakku dan penyelenggara Sekolah Al Izhar, kalau sejak usia dini orang tua ter biasa membacakan cerita, anak langsung mengenali "bunyi" kata, bukan bunyi abjad.Adakalanya anak usia dini lebih bisa mereka-reka bunyi kata dalam konteks yang dilihatnya, semisal "baju", ketimbang bunyi abjad, "b-a-j-u", dst.Itulah sebabnya, orangtua perlu memperhatikan kemampuan perkembangan visual dan pendengaran anak sejak dini. Anak akan mampu merasakan ada perbedaan ataupun persamaan bunyi, seperti bunyi "kuda" dengan "kucing", kalau sistem pendengaran mereka berkembang dengan baik.Pada awalnya, anak lebih dulu mengenali bunyi. Minimal ia mengenal bunyi namanya sendiri, semisal "Na-ni". Kemudian anak juga mendengar bunyi lain, semisal Tante "He-ni". Anak mulai mengenali adanya persamaan potongan bunyi "ni" pada kata "Nani" dan "He-ni".Dari mengenali potongan bunyi suku kata, akan berlanjut pada pengenalan potongan bunyi kata hingga kalimat. Temuan-temuan itu membuat anak menjadi berminat membaca."Pada tahapan ini orangtua perlu menuntunnya. Sehingga rasa ingin tahu anak bisa terpenuhi," kata Henny.Dari sini terlihat, masalahnya bukan terletak pada prinsip mengenalkan huruf atau kata dulu pada anak. Yang penting, pengenalan itu sebaiknya lewat lingkungan.Misalnya, tulisan abjad diletakkan di pinggir tempat tidurnya. Bisa berupa gambar dan teks. Di bawah gambar kucing ditulis "kucing", gambar gelas ditulis "gelas", dsb. Pilih sesuatu yang sehari-hari dilihat anak.Bisa juga dengan menempelkaan karton bertuliskan nama benda yang ada di kamar. Tulisan "pintu" ditempel pada pintu, tulisan "meja" ditaruh di meja, tulisan "dinding" digantung di dinding, dsb.Dalam hal ini anak belajar melalui bentuk tulisan yang menghasilkan bunyi yang dikenalinya. Bentuk-bentuk seperti itu akan menjadikan anak terbiasa belajar membaca secara menyeluruh dengan pendekatan yang juga menyeluruh.(Bersambung)--Tulisan ini dimuat di Buku Kumpulan Artikel Psikologi Anak oleh PT Intisari Mediatama, Cetakan I, April 1999.Judul Asli tulisan ini adalah "Memupuk Minat Baca Anak".