Find Us On Social Media :

Lelaki Ogah Didiamkan Oleh Perempuan Saat Marah

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 10 Januari 2014 | 20:30 WIB

Lelaki Ogah Didiamkan Oleh Perempuan Saat Marah

Intisari-Online.com - Menjalin hubunganasmarahanya awalnya saja terasa manis dan indah, setelah sekian lama bersama, baru muncul sifat lain pasangan yang membuat Anda kerap jengkel. Seiring waktu, perlakuan romantis akan berkurang dan beralih menjadi rasa kesal dan kadang perselisihan.

Jika perempuan sering dibuat kesal oleh lelaki yang gemar ngaret dan cuek, maka lelaki paling sebal dengan sifat perempuan yang jika marah langsung diam seribu bahasa.

Menjembatani dua sifat yang berlawanan ini menjadi tantangan tersendiri bagi sejumlah pasangan yang tengah merajut cinta, kompromi jelas sangat dibutuhkan dari kedua belah pihak, tujuannya supaya bisa menerima kekurangan dan kelebihan pasangan dengan tulus.

Dikutip dari The Telegraph, Dr Petra Boynton, Pakar Seks dan Pernikahan, mengatakan bahwa lelaki sebenarnya tahu maksud dari kebiasaan perempuan yang sudah sangat lazim ini.  Media dan buku ramai memaparkan bahwa sikap mendiamkan adalah bentuk perilaku pasif-agresif, yang merefleksikan minta perhatian lebih dari pasangannya.

Aksi diam seribu bahasa atau yang dikenal dengan sebutan silent treatment, dijabarkan oleh Dr. Steve David, Clinical Psychologist di Los Angeles dan Assistant Clinical Professor di University of California sebagai tindakan manipulatif, memainkan perasaan orang lain dan dapat merusak diri sendiri.

Jika dalam sebuah hubungan terdapat pasangan yang sering melakukan hal ini, sudah pasti tidak akan berhasil dan langgeng.

Dr Petra menjelaskan mengapa lelaki tidak menyukai silent treatment dari kekasihnya karena pada dasarnya lelaki adalah makhluk yang dipengaruhi oleh reaksi yang nyata, jelas dan masuk akal.

Ketika mereka dihadapkan pada sesuatu yang sifatnya “abu-abu”, secara otomatis mereka akan menanggapinya dengan sikap acuh tak acuh, karena dianggap bukan sebagai sesuatu yang prioritas sampai adanya kejelasan. (Syafrina Syaaf|kompas.com)