Mendidik Anak Agar Tumbuh Kreatif Sejak Dini (2)

Birgitta Ajeng

Penulis

Mendidik Anak Agar Tumbuh Kreatif Sejak Dini (2)

Intisari-Online.com - Pada dasarnya, setiap anak terlahir kreatif. Setiap anak memiliki jiwa inovatif. Namun tidak semua potensi tersebut berhasil dikembangkan. Berikut beberapa cara untuk mendidik anak agar tumbuh kreatif sejak dini.

Psikolog pendidikan Dien Nurdini Nurdin, M.Psi. mengungkapkan empat cara mendidik anak agar dia tumbuh menjadi anak yang inovatif. Pertama, sikap orangtua dan guru yang terbuka terhadap ciri-ciri kreatif anak.

Poin kedua untuk mendidik anak kreatif adalah merangsang anak pada kegiatan yang membutuhkan daya cipta. Libatkan anak pada aktivitas sehari-hari dan permainan yang merangsang daya cipta. Misalnya, anak dilibatkan untuk membantu menyiapkan bahan makanan. Bebaskan dia berkreasi. Hindari arahan untuk melakukan sesuatu yang langsung dan spesifik.

Contohnya, memotong wortel tidak harus menjadi kepingan bulat, tetapi juga bisa dibentuk bunga, segitiga, hati, sesuai dengan keinginan anak. Begitu juga dalam membuat kue, anak bisa lebih banyak berekspresi dalam menentukan bentuk dan topping.

Sebaiknya orangtua selalu mengajukan pertanyaan yang menantang anak untuk berkreasi. “Bagusnya dibentuk seperti apa?” atau “Kira-kira ditambahkan apa ya?”

Contoh lain, mengajak anak berkebun. Anak bisa dirangsang dengan membuat proyek, misalnya mencari cara agar tanaman tetap dapat tersiram dengan baik selama tidak ada orang di rumah.

Sementara itu, bermain juga merupakan bagian yang berperan dalam pendidikan. Mainan yang diberikan sebaiknya yang mengarah pada penciptaan sesuatu. Misalnya, balok-balok kayu, lego, atau bisa juga mainan lain yang dimodifikasi.

Contoh, ketika anak bermain mobil-mobilan atau boneka, beri kesempatan kepada mereka untuk memodifikasi mainan tersebut dengan sesuatu yang diciptakan sendiri. Misalnya menciptakan aksesori untuk boneka, atau merancang perangkat elektronik untuk mobil.

Melalui mainan, anak bisa dilatih untuk mengubah apa pun tanpa aturan baku. Misalnya anak ditantang membuat versi lain dari permainan ular tangga miliknya. Fase anak-anak lebih mudah berkreasi melalui sesuatu yang sifatnya fisik, oleh karena itu permainan melalui alat-alat elektronik di era digital (seperti aplikasi untuk anak-anak pada ipad) perlu diperhatikan kembali proporsinya.

Peka terhadap sekitar

Poin ketiga dalam mendidik anak kreatif adalah melatih kepekaan anak terhadap sekitar dan memanfaatkan barang yang sudah ada.

Dengan pertanyaan sederhana, “Kira-kira bisa dibuat apa ya?”, seorang anak dapat melontarkan ide-idenya. Misalnya botol minum bekas disulap menjadi tempat pensil. Atau kardus-kardus bekas diubah menjadi rumah kucing kesayangannya, lengkap dengan pintu dan jendela.

Ajukan pertanyaan lanjutan mengenai ide-ide tersebut sehingga terungkap ide yang spesifik dan jelas manfaatnya. Arahkan anak untuk mewujudkannya.

Poin keempat, memberikan pengalaman baru yang beragam kepada anak. Ide selalu bersumber dari gabungan informasi-informasi yang kita terima. Pengalaman tidak hanya dari segi kuantitas, namun juga kualitas. Anak tidak semata-mata dibawa ke tempat berbeda, namun juga diajak untuk mengamati lebih dalam situasi yang dia alami.

Dalam masa tumbuh kembang anak, faktor lingkungan menjadi sangat penting, terutama lingkungan keluarga dan sekolah. Di rumah, di sekolah, anak dapat dihadapkan pada situasi yang merangsangnya untuk kreatif dan berani menjalankan idenya.

-selesai-