Intisari-Online.com - Jam kerja padat dan beban kerja tinggi sangat mudah memicu karyawan stres.
“Seseorang yang mengalami stres berat memang biasanya sudah tak bisa mengungkapkan bahwa dia stres. Namun jika stres terus ditumpuk, keluarnya bisa melalui keluhan di tubuh. Apakah berupa jantung berdebar kencang, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan lainnya. Jika sudah begini, dinamakan psikosomatis,” terang psikolog dan hipnoterapis klinis Liza Marielly Djaprie, M.Si,Psi,CG.
Maka, jangan abaikan kondisi tubuh terutama jika Anda sering sakit-sakitan atau ada keluhan tubuh lainnya. Liza menyarankan, segera tanyakan pada diri sendiri. “Pasalnya, keluhan dalam tubuh bisa jadi merupakan simbolisasi stres dalam diri yang tak disadari,” ujarnya.
Dibutuhkan kejujuran pada diri sendiri untuk mengetahui apakah Anda termasuk karyawan yang stres atau tidak. Salah satunya, coba lihat daftar berikut.
1. Apakah jam kerja saya normal?
2. Apa saya punya cukup waktu untuk bersenang-senang dengan teman atau keluarga?
3. Apakah saya bahagia?
4. Apakah saya masih sering tertawa lepas?
Jika mayoritas jawaban Anda isi “tidak”, maka Anda bisa digolongkan sebagai karyawan yang stres. Selanjutnya Anda harus menanyakan pada diri sendiri apakah beban dan jam kerja membuat Anda tertekan?
“Pasalnya, kadang orang berpikir bahwa rasa lelah, capek, mumet, dan lainnya yang ia rasakan wajar karena ia bekerja. Padahal tidak selalu seperti itu,” tambahnya.
Ia menyadari, banyak sekali orang yang menyangkal bahwa ia memiliki masalah. “Banyak yang tak mau mengaku kalau dia sedang down, stres, atau lainnya karena setiap orang memiliki kecenderungan ingin terlihat sebagai superman. Bahwa dengan terus bahagia, terus terlihat baik, dan tak mengeluh, maka ia merasa kuat,” terangnya. (Annelis Brilian/tabloidnova.com)