Menghadapi Anak yang Sering Mengompol

Birgitta Ajeng

Penulis

Menghadapi Anak yang Sering Mengompol

Intisari-Online.com - Kesulitan utama dalam menghadapi anak yang sering mengompol adalah, mereka tidak belajar bangun sebelum mengompol. Ini karena mekanisme tubuh (dalam hal ini tekanan kandung kemih) tidak membangunkan mereka.

Buku How to Shape Your Kids Better karangan Hari Datt Sharma mengungkapkan, di negara barat, ranjang anak-anak dilengkapi kasur listrik khusus, yang bisa berbunyi begitu terkena beberapa tetes air seni. Bunyi ini membangunkan si anak dan mengaktifkan refleks untuk menahan kencing. Kasur semacam ini terbukti sukses dalam menanggulangi kebiasaan mengompol.

Mengendalikan kandung kemih pada siang hari harus diajarkan kepada anak-anak sejak pertengahan tahun kedua usianya. Anak didudukan di toilet pada jam-jam tertentu, seperti saat baru bangun tidur, atau sebelum dan sesudah makan misalnya.

Tapi, anak jangan terlalu sering dibawa ke toilet dan jangan terlalu lama didudukan di toilet, cukup beberapa menit saja.

Memarahi, menghukum atau mengejek anak bukanlah sikap yang tepat dalam menghadapi kegagalan anak mengendalikan kandung kemihnya. Anak jangan dibangunkan malam hari kalau usianya masih di bawah dua tahun.

Latihan lain penanggulangan mengompol didasarkan pada teori bahwa kapasitas fungsi kandung kemih pengompol lebih kecil dari normal. Beberapa pakar menyarankan agar anak diminta melakukan latihan untuk menahan volume air seni yang berangsur-angsur bertambah besar, sebelum mengosongkan kandung kemihnya.

Ada juga pakar yang menyarankan anak tidak diberi cairan sedikitnya dua jam sebelum tidur. Anak harus dilatih untuk kencing dulu sebelum tidur.

Ada kalanya kasus mengompol terkait dengan infeksi saluran air seni, cacingan dan sebagainya. Untuk berbagai penyebab ini harus ditangani oleh dokter atau spesialis anak.