Find Us On Social Media :

Merawat Keharmonisan Keluarga Muda (2)

By Birgitta Ajeng, Jumat, 9 Mei 2014 | 10:00 WIB

Merawat Keharmonisan Keluarga Muda (2)

Intisari-Online.com - Meski perkawinan baru berusia seumur jagung, bukan berarti tak ada ancaman dari keretakan. Butuh aneka kreativitas untuk merawat keharmonisan keluarga muda.

Meredupnya hasrat seks memang bisa disebabkan berbagai hal. Dr. Pamela Stephenson Conolly, doktor psikologi klinis spesialis masalah seksual dan kolumnis masalah seksual di theguardian.com, seperti dikutip dari situs tersebut, menyebutkan bahwa masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan yang berlebihan bisa menyebabkan menurunnya hasrat seks dan disfungsi ereksi.

(Baca juga:  4 Masalah Seksual Pasangan Muda)

Masalah traumatis masa lalu seperti kekerasan seksual juga sangat mempengaruhi kehidupan seksual bersama pasangan. “Seperti halnya kasus penyimpangan seksual, masalah seperti itu harus ditangani oleh psikiater,” kata Connolly yang juga pernah berkiprah sebagai aktris terseebut.

Banyak pasangan beranggapan bahwa seks selalu -- dan seharusnya -- mudah dan spontan. “Namun sebenarnya seks dipelajari dari pengalaman dan eksplorasi terhadap pasangan dengan trial and error,” jelas Connolly. Jadi, membina hubungan seks yang sehat membutuhkan usaha dan proses yang panjang.

Ada kalanya situasi dan kondisi membuat pasangan sulit terangsang atau orgasme. “Kegagalan” dalam hubungan seksual bukan melulu karena kebosanan terhadap pasangan atau kurangnya foreplay. “Harus selalu ada komunikasi dua arah untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi pasangan,” terang Conolly.

Komunikasi, menurut Widiawati, penting dalam hubungan suami-istri, karena bahasa yang digunakan oleh pasangan bukan hanya bahasa yang sifatnya verbal, tapi juga non-verbal. “Memahami bahasa tubuh, mimik wajah, dan kode-kode lain harus dipelajari secara mendalam,” jelas Widiawati.

Maka itu, bahasa verbal merupakan cara yang paling efektif dan mencegah salah tafsir. “Apakah suami selalu tahu G-spot istri? Tidak juga. Istri juga harus memandu suaminya, kan?” kata Widiawati.

(Baca juga: Cara Citu Menarik Perhatian Mertua)

Widiawati mengungkap, perempuan cenderung malu mengungkapkan apa adanya tentang kondisi seksualnya. Misalnya, istri yang enggan mengungkapkan bahwa dirinya belum mencapai kepuasan seksual. “Hubungan seksual ‘kan, pada dasarnya kerja sama dua orang untuk sama-sama mencapai finis. Hal tersebut harus dibicarakan dan dicari solusinya sama-sama.”

Apalagi, lanjut Widiawati, pasangan baru ini kan masih dalam taraf pemula, masih belajar mencari-cari bentuk dan eksplorasi sampai menemukan kenyamanan dan kenikmatan berhubungan seksual penuh cinta.

Yakinlah, pasangan Anda bisa menghargai pendapat Anda, mengenai apa yang Anda suka dan yang tidak, jika dibicarakan dengan suasana yang positif.