Penulis
Intisari-Online.com - Meski sudah hidup mandiri dan terpisah dengan orangtua, banyak pria yang sebenarnya adalah "anak mama" dan kebanyakan dari mereka tak menyadari label yang melekat padanya tersebut. Bagaimana jika kita memiliki pasangan yang "anak mama"?Pria dengan tipe "anak mama" cenderung menganggu hubungan. Mereka memiliki tiga karakter utama yang menyulitkan hubungan. Padahal, wanita menginginkan hubungan yang sehat dengan pria yang penuh pengertian, baik hati, suportif, dan selalu membuat pasangannya tertawa dan tak pernah tega menyakiti hati pasangannya.Sementara si "anak mama" cenderung memiliki kepribadian berikut ini, yang membuat wanita sulit mendapatkan apa yang diharapkannya dari sebuah hubungan:1. Tak mampu mengurus dirinyaPria "anak mama" cenderung mengandalkan ibunya untuk mengurus segala keperluannya. Ibu yang memasak untuknya, mencuci pakaiannya, membersihkan kamarnya, bahkan membuat keputusan untuk dirinya.Seringkali, apa yang dilakukan ibunya tersebut diharapkan oleh pria "anak mama" dari pasangannya. Padahal dalam hubungan, wanita menjadi partner bukan berperan sebagai orangtua pasangannya.2. Mengadu ke ibu soal pasangannyaIbu dari si "anak mama" selalu ingin tahu segalanya. Dengan siapa anaknya berkencan, bagaimana pekerjaan, apakah cukup makan atau tidak. Nah, ketika si "anak mama" sedang berbincang dengan ibunya, berbagai hal pun akan terungkap, termasuk terkait pasangannya. Si "anak mama" akan mengungkapkan berbagai hal tentang pasangannya termasuk kekurangannya. Wanita cenderung menganggap hal ini sebagai intervensi urusan pribadi. Apalagi kalau si mama mencampuri urusan percintaan anaknya, yang muncul kemudian adalah ketidaknyamanan dalam hubungan termasuk dalam berkomunikasi.(Baca juga: Resep Bahagiakan Istri di Ranjang)3. Ibunya segalanyaSi "anak mama" menjadikan ibunya sebagai prioritas utama. Tak salah jika memang demikian prinsip yang dianutnya. Namun menjadi masalah ketika pasangan yang "anak mama" selalu membela ibunya dibandingkan kekasih atau bahkan istrinya. Padahal setiap wanita ingin menjadi prioritas dalam kehidupan pasangannya. Jika ini yang terjadi, hubungan percintaan menjadi tak sehat. (Kompas)