Find Us On Social Media :

Realistis dalam Memilih Sekolah Anak (3)

By Birgitta Ajeng, Selasa, 20 Mei 2014 | 08:00 WIB

Realistis dalam Memilih Sekolah Anak (3)

Intisari-Online.com - Memang orangtua perlu realistis dalam memilih sekolah anak. Namun, terlepas dari apa pun pilihan sekolahnya, lanjut Harini, kunci keberhasilan anak memang terletak pada orangtua. Hal ini tak lepas dari kewajiban orangtua menanamkan dasar-dasar kecintaan belajar dan kemauan si anak untuk me-ngembangkan diri.

Harini Tunjungsari, psikolog pendidikan dari Universitas Atma Jaya, Jakarta, mencontohkan, kebiasaan membaca bacaan yang bagus bakal lebih efektif jika dicontohkan oleh orangtua di rumah. Atau, kebiasaan melakukan segala hal hingga tuntas, sangat dapat didukung oleh orangtua.

(Baca juga: Resep Bahagia Orang Kaya)

Pendampingan akan berhasil jika orangtua menerapkan sikap meng- hargai dan terbuka pada pendapat anak. “Dengan begitu, anak merasa bebas untuk mengemukakan ide- idenya dan selalu bersemangat mengembangkan diri.”

Yohana Hardjadinata, konsultan pendidikan dari Tulip Education Group, Jakarta, menuturkan hal senada. Dia mengimbau agar orangtua mempunyai batas toleransi dalam memilih sekolah. Umumnya pengajaran di sekolah cenderung menekankan pada pe-ngembangan aspek kognitif, sementara aspek psikologisnya terabaikan. Maka, orangtua harus menambahkannya di rumah. Misalnya, dengan mengajarkan anak agar mau berbagi, menahan emosi, dan mengasah kepedulian pada sesama.

“Sesibuk apa pun orangtua harus meluangkan waktu untuk anaknya,” kata Yohana. Ukurannya tentu bukan kuantitas, tapi kualitas hubungan kedekatan orangtua dengan anaknya.

Ada juga sekolah yang jumlah siswanya banyak sehingga perkem- bangan kemampuan belajarnya tidak optimal. Di sini, orangtua harus responsif dengan memberi latihan-latihan tambahan tertentu di rumah, dengan jadwal yang terorganisasi.

(Baca juga: Apa yang Terjadi di Otak Saat Bermeditasi?)

Bagaimanapun, tak ada pihak lain yang memiliki tanggung jawab lebih besar atas pendidikan anak kecuali orangtua. Kesibukan kerjalah yang mengharuskan orangtua mendelegasikan pendidikan anak kepada orang lain yang dipercayainya, seperti guru, suster, atau saudara. Namun tetap orangtua harus memantau perkembangan anak.

“Jadi orangtua harus berusaha ekstra. Sebab, ketika kita berkomitmen untuk berumahtangga, kita juga siap untuk dikaruniai anak,” kata Yohana.

-selesai-

---

Tulisan ini ditulis oleh Rusman Nurjaman di Majalah Intisari Extra 1001 Solusi untuk Keluarga Muda dengan judul asli Realistis dalam Memilih Sekolah Anak.