Find Us On Social Media :

Dua Sisi Manusia di Kala Putus Cinta

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 28 Mei 2014 | 20:00 WIB

Dua Sisi Manusia di Kala Putus Cinta

Intisari-Online.com - Banyak cara dilakukan orang di kala putus cinta. Wendy Walsh, Relationship Expert serta penulis buku The 30 Day Love, menyebut, cara putus cinta dan bagaimana orang itu mengahadapinya adalah cermin gaya percintaan mereka.

Secara umum, Walsh mencatat, ada dua tipe orang mengatasi rasa sakit hati setelah putus cinta.

Emotional avoidant

Mereka yang memiliki tipe seperti ini biasanya lebih suka mengubur perasaan mereka daripada "mengolah" perasaan sakit hatinya setelah putus. Dari perspektif orang luar, orang yang memiliki tipe ini dianggap lebih cepat sembuh dari luka hati.(Baca juga: Saat Patah Hati, Wanita Rela Habiskan Uang untuk Belanja

Emosi mereka saat putus cinta diluapkan dengan memilih tidak lagi berhubungan dengan si mantan. Bahkan, kadang ada juga orang yang putus silaturahmi, tidak ingin kenal sama sekali, dan tak bertegur sapa ketika kebetulan bertemu di jalan. Intinya, mereka memang bisa move on dengan cepat dan tidak mau lagi ingat-ingat masa lalu.

Anxious style

Anxious style adalah tipe orang yang penuh dengan kecemasan. Meskipun sudah putus lama, tetapi si cemas ini masih terus galau dan tak bisa move on dengan cepat. Parahnya, orang model ini tidak bisa begitu saja melepaskan si mantan begitu saja. Bahasa kerennya, masih sering stalking di media sosial.(Baca juga: Di Jepang, Karyawan Boleh Ambil Cuti Patah Hati

"Mereka masih ingin terlibat dalam kehidupan sang mantan dan mungkin saja berusaha untuk mendapatkannya kembali. Contohnya, lirik-lirik lagu patah hati Taylor Swift," ujarnya.

Supaya masalah hati tidak menjadi momok, Walsh menyarankan untuk bersikap lebih dewasa saat memilih memutuskan hubungan. Berani jatuh cinta, berani putus cinta, dan berani bertanggung jawab dengan segala konsekuensi yang mungkin ditimbulkan. Salah satunya adalah sakit hati.

"Ketika akan putus, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu, berusahalah untuk bertanggung jawan atas perilaku Anda sendiri, belajar dari kesalahan Anda dan dia. Selain itu , apapun alasan perpisahan Anda, sebaiknya jangan menjadi stalker. Mengeceknya di media sosial akan membuat Anda jadi susah move on," sarannya. (Kompas.com)