Find Us On Social Media :

Stres yang Berkepanjangan Bikin Pikun

By Birgitta Ajeng, Kamis, 19 Juni 2014 | 13:00 WIB

Stres yang Berkepanjangan Bikin Pikun

Intisari-Online.com - Stres memiliki dampak yang besar baik secara fisik maupun mental, salah satunya yaitu melemahkan kemampuan daya ingat. Menurut sebuah penelitian, stres yang berkepanjangan bikin pikun, alias stres dapat mengurangi kemampuan daya ingat seseorang.

Sebuah studi baru di University of Iowa melaporkan, ada hubungan yang potensial antara hormon stres dengan kehilangan kemampuan menyimpan memori jangka pendek pada orang tua.

(Baca juga: Enam Makanan Tak Sehat yang Ternyata Baik Bagi Tubuh)

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience ini mengungkapkan, tingginya hormon kortisol – stres dapat menyebabkan tubuh kita memproduksi terlalu banyak hormon ini – dapat menyebabkan kemerosotan daya ingat.

Dalam jangka pendek, peningkatan hormon kortisol sangat penting untuk kelangsungan hidup. Namun, kalau kita mengalami stres berkepanjangan sehingga tubuh memproduksi kortisol dalam jangka panjang juga, dapat menyebabkan masalah pencernaan, kecemasan, berat badan naik, dan tekanan darah juga meningkat.

Dalam studi ini, para peneliti menemukan, ada bagian di otak yang berperan sebagai penyimpan memori dan membantu proses mengingat informasi akan menyusut bila sering terpapar hormon kortisol.

"Hormon stres adalah salah satu yang menyebabkan pelapukan otak," kata Jason Radley, asisten profesor psikologi di University of Iowa.

(Baca juga: Ini Dia yang Membuat Kulit Keriput)

Dari hasil temuan ini, diungkapkan kemungkinan bahwa penurunan kemampuan menyimpan memori jangka pendek pada orang dewasa dapat diperlambat dengan perawatan yang mampu menurunkan kadar kortisol pada tubuh. Artinya, orang yang memiliki jumlah kortisol tinggi perlu dirawat seperti orang yang sedang mengalami stres.

Menurut peneliti, stres yang berkepanjangan bikin pikun, alias stres dapat mengurangi kemampuan daya ingat seseorang dimulai sejak usia 65 tahun. Namun, para peneliti mengatakan, hormon stres hanya salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan menyimpan memori.