Find Us On Social Media :

Terapi Bermain untuk Menghadapi Anak yang Depresi

By Birgitta Ajeng, Minggu, 22 Juni 2014 | 17:00 WIB

Terapi Bermain untuk Menghadapi Anak yang Depresi

Intisari-Online.com - Biasanya psikolog akan menerapkan play therapy alias terapi bermain untuk menghadapi anak yang depresi. Dra. Suhati Kurniawati, psikolog perkembangan anak dari Lembaga Psikologi Terapan UI mengatakan, "Terapi ini berfungsi sebagai sarana diagnosis sekaligus sarana untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi anak," ungkap lin.

Terapi bermain digunakan karena anak masih kurang verbal dan ekspresif dalam mengungkapkan sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaannya.

(Baca juga: Anak yang Tinggal Kelas Bukan Berarti Bodoh)

Sesuai dengan namanya, terapi ini memang penuh dengan permainan. Karenanya, anak tak sadar dan merasa kalau sedang diterapi.

Langkah awal dalam mendiagnosis adalah membawa anak ke ruang bermain yang tersedia. Di sana ia diajak bermain. Jenis permainannya sangat beragam, dari yang memakai alat seperti puzzle, kertas untuk menggambar, boneka, binatang peliharaan, rumah-rumahan, dan kotak pasir.

Dalam terapi bermain untuk menghadapi anak yang depresi, terapis bisa pula membiarkan anak bermain sesukanya. Selama mengikuti permainan si anak, terapis akan mengamati perilaku dan mimik wajahnya. Berdasarkan pengamatannya itu terapis akan memberi umpan balik yang sesuai. Misalnya, anak melempar-lempar mainannya dengan ekspresi kesal, maka terapis akan menanyakan pada si anak apa yang membuatnya jengkel. Atau terapis meminta anak menceritakan permainan yang baru dilaluinya. Dari cerita yang diungkapkan ini, barulah dianalisis problem yang dihadapi anak.

"Yang harus diperhatikan adalah pola dan tema yang muncul secara berulang-ulang. Dari pengamatan dalam beberapa kali sesi terapi, terapis dapat mengambil kesimpulan yang lengkap penyebab seorang anak depresi," ujar psikolog yang memakai relaksasi dan hipnoterapi untuk menangani masalah kliennya.

(Baca juga: Anak Tak Naik Kelas Gara-gara Merasa Tertekan oleh Ambisi Orangtua)

Hasil tiap pertemuan akan dilaporkan kepada orangtua anak dan terapis akan membuat "pekerjaan rumah" yang harus dilakukan orangtua di rumah. Tentu saja keberhasilan terapi ini harus meli- balkan orangtua. Tanpa bantuan mereka, proses terapi uikakan berjalan dengan baik.

Jika anak sudah mengalami depresi akut, terapi bermain untuk menghadapi anak yang depresi saja belum cukup, diperlukan obal uniuk mengcndalikan perasaannva. "Obat diperlukan untuk menyeimbangkan cairan kimia di otak karena depresi mengubah kimia di otak," jelas Iin.

---

Tulisan ini ditulis oleh Nis Antari di Majalah Intisari edisi November 2006 dengan judul asli Diajak Bermain, Depresi Anak Meluntur.