5 Alasan Orang Tetap Melajang di Usia 40 Tahunan

Birgitta Ajeng

Penulis

5 Alasan Orang Tetap Melajang di Usia 40 Tahunan

Intisari-Online.com - Meski tak lagi menjadi makhluk langka (karena belakangan jumlahnya cukup banyak), mereka yang tetap melajang di usia 40 tahunan kadang masih mengundang tanya. Berikut ini pendapat dan beberapa hal yang patut diketahui. Bagi si lajang merupakan alasan pembenaran sehingga tak lagi selalu cemas, sedangkan bagi yang (sering) menanyakan (bahkan mempersoalkan atau menggugatnya), ini merupakan jawaban yang semoga bisa dipahami.

1. Terbiasa mengurus diri sendiri

(Tentu saja ini tidak berlaku bagi mereka yang, meski sudah 40 tahun, tetap tinggal di rumah orangtua). Kaum lajang di usia ini biasanya sudah mandiri. Dalam urusan merawat rumah, memperbaiki kalau ada genteng bocor, membayar aneka rekening dan tagihan, jugajadwal servis kendaraan andalan. Soal masak (atau paling tidak memanasi makanan yang kemarin dibeli di warung), cuci piring dan cuci pakaian, pilihan partum sampai pilihan busana yang tak perlu meminta pendapat orang lain.

(Baca juga: Ini Ciri-ciri Laki-laki Sukses)

2. Sama sekali tak pernah pacaran, atau malah terlalu banyak pacaran

Mereka yang tak pernah pacaran dengan lawan jenis memang patut dipertanyakan orientasi seksualnya. Tapi jangan salah, ada yang 100% normal namun juga 100% belum pernah pacaran, Jenis terakhir ini sebetulnya tinggal menunggu saat yang tepat untuk mengakhiri masa lajang. Sayangnya, saat itu seringkali tak kunjung datang.

Sedangkan mereka yang terlalu banyak pacaran, kalau sampai usia 40-an tak kunjung sampai tujuan, patut dipertanyakan kecerdasannya. Kecerdasan untuk memahami suara hati dan kehendak diri, juga kecerdasan untuk mengenali lawan jenis yang memang cocok. Menurut Mary Jo Fay dalam buku When Your Perfect Partner Goes Perfectly Wrong, hal itu bukanlah hal yang sulit-sulit amat meski juga tidak gampang.

3. Sibuk mengejar karir

Pada umur 20-an sibuk menyelesaikan kuliah, dan umur 30-an sibuk mengejar karir. Hampir tak ada waktu untuk pacaran (serius). Ketika standar kesuksesan diri berubah, waktu pun bertambah. Lantas, di saat panggilan untuk menikah tiba, sudah terlambat Padahal, keterlambatan itu relatif. Yang bersangkutan justru harus membalik cara berpikir. Sekarang, dengan segala yang sudah dicapai selama ini, bukankah segalanya menjadi lebih mudah, termasuk mencari calon pasangan? Janganlah terus berpikir seperti saat umur 25 tahun, ketika otak dipenuhi ambisi ingin kaya dan ingin melakukan segalanya.

(Baca juga: 8 Faktor yang Membuat Orang Belum Berhasil Mencapai Impiannya)

4. Tak kunjung sampai pada komitmen

Banyak pasangan yang pacaran bertahun-tahun dan tak kunjung sampai pada akhir. Mungkin banyak faktor penyebab bisa diajukan. Tapi ketika sekian lama waktu telah berjalan, cobalah pikirkan, "Kalau saja di saat mulai pacaran dulu langsung menikah, sekarang sudah punya anak usia murid sekolah dasar (SD).

Tapi ada juga orang yang setiap kali pacaran tak pernah mau berkomitmen. Ketika "kebiasaan" itu berlangsung terus-menerus hingga usia 40-an, cobalah renungkan dua pertanyaan ini: "Apakah Anda pernah menikah?" atau "Apakah Anda pernah pacaran lama?"

5. Tak lagi kuat

Ini untuk lajang pria. Adalah fakta ilmiah bila jumlah testosteron pemuda usia 20 atau 30 tahunan jauh lebih besar daripada pria usia 40 atau 50-an. Ketika dulu seseorang bisa sering pacaran bahkan sekaligus dengan 2-3 perempuan, pria 40 tahunan lebih menikmati waktu untuk bekerja, nonton televisi, atau berkomputer.

Demikian pula untuk kaum perempuan yang tetap melajang di usia 40 tahunan. Dengan kata lain, celah kesempatan bagi mereka untuk ketemu calon pasangan makin kecil. Makanya diperlukan keputusan cepat untuk segera mengakhiri masa lajang. Kalau kesempatan itu meleset ya ... bujang lagi.