Find Us On Social Media :

Anak Kecanduan Internet (2)

By Birgitta Ajeng, Kamis, 26 Juni 2014 | 16:00 WIB

Anak Kecanduan Internet (2)

Intisari-Online.com - Kemajuan teknologi dan melimpahnya informasi di dunia maya yang tanpa dibendung ini membuat anak kecanduan internet, bahkan juga dituding menjadi biang kerok bergesernya kematangan psikologis anak.

Sebuah kasus yang mengagetkan, beberapa anak usia SMP beradegan seksual layaknya sepasang suami istri, direkam oleh teman lainnya! Belum lagi beberapa kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.

Dra. Ratih Andjayani Ibrahim MM. Psi., mengungkapkan, kematangan seorang anak dipengaruhi oleh stimulan. “Karena stimulasi kognitif, seorang anak bisa pintar sekali berhitung di usia yang sangat dini. Atau anak yang bisa berlari dengan cepat di usia balita, itu juga karena ada stimulan,” kata Ratih.

(Baca juga: Anak yang Tinggal Kelas Bukan Berarti Bodoh)

Nah, informasi yang menggelontor dari internet itu juga stimulan buat fungsi nalar anak, sehingga fungsi nalarnya menjadi cepat matang dibandingkan kalau tidak distimulasi. “Semua hal menjadi sangat cepat di dunia maya, informasi banyak banget, tanpa batas!” kata Ratih.

Hal itu membuat kognisi anak lebih cepat matang, namun belum bisa dianggap dewasa, karena kapasitas nalarnya untuk mengerti norma, belum berkembang.

Tsunami informasi

Seorang anak balita yang sudah mahir mengoperasikan telepon genggam atau tablet atau komputer juga karena kognisinya terstimulasi dengan sangat baik. Sehingga anak itu memahami bahasa-bahasa simbol yang banyak terdapat di gadget.

Tak pelak, dengan semakin mudahnya anak mengakses teknologi, “tsunami informasi” itu semakin tak terbendung. “Buat anak, walaupun kelihatannya biasa-biasa saja, kondisi kebanjiran informasi itu sebenarnya berat buat anak,” kata Ratih.

(Baca juga: Ketika Anak Cemas di Hari Pertama Sekolah (2))

Informasi yang tidak terbendung itu, salah satunya adalah konten pornografi yang seharusnya belum memapar anak-anak.

“Situs porno ini dapat muncul secara tiba-tiba saat seorang anak mencari bahan informasi untuk keperluan lainnya. Seorang anak yang masih lugu belum dapat menilai baik atau buruknya suatu hal, maka seorang anak usia 8-12 tahun sering menjadi sasaran,” kata Jovita. Orangtua perlu waspada bila melihat adanya gejala anak kecanduan internet.