Find Us On Social Media :

Mendidik Anak Agar Berjiwa Besar Menerima Kekalahan

By Birgitta Ajeng, Rabu, 23 Juli 2014 | 20:30 WIB

Mendidik Anak Agar Berjiwa Besar Menerima Kekalahan

Intisari-Online.com - Tak bisa dipungkiri kecanggihan teknologi membuat game saat ini bagai magnet bagi anak-anak. Game bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan kognitif pada anak. Bermain game juga mengajarkan keterampilan sosial yang sangat berguna dan mendidik anak agar berjiwa besar menerima kekalahan.

(Baca juga: Mengapa Kegiatan Ekstrakurikuler Baik Untuk Anak?)

Dalam buku Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah karya Dr. Sylvia Rimm dikatakan bahwa anak belajar mengenal giliran dan tahu bahwa mereka tak bisa selalu menjadi pemain pertama. Ini merupakan keterampilan dasar yang akan sangat berguna ketika anak masuk prasekolah atau bermain-main di taman bermain.

Belajar menerima kekalahan dan tidak bermain curang bukan hal mudah bagi anak. Karena itu, orangtua jangan biarkan anak selalu memenangkan permainan sehingga mereka tahu arti kompetisi.

Namun, juga usahakan agar ia tak selalu kalah. Jika permainan menuntut suatu keterampilan, orangtua perlu menjelaskan guna serta bagaimana dan mengapa kita harus melakukannya.

(Baca juga: Menyiasati Anak Tunggal Supaya Tak Manja)

Kalau pada akhirnya anak kalah, orangtua perlu membantu mengatasi kekecewaan pada anak dengan menyuruh pemenang merapikan kembali bekas permainan atau memberi kesempatan pada anak yang kalah untuk mendapat giliran pertama dalam permainan selanjutnya.

Seperti yang telah dikatakan di awal, bermain game mengajarkan keterampilan sosial yang sangat berguna dan mendidik anak agar berjiwa besar menerima kekalahan. Dr. Sylvia Rimm dalam bukunya menulis, kalau anak bisa tertawa melihat kekalahannya sendiri, berarti Anda (orangtua) berhasil dalam mengajarkan ketegaran.