Find Us On Social Media :

Ini Persoalan yang Membuat Orang Dewasa Bunuh Diri

By Birgitta Ajeng, Jumat, 8 Agustus 2014 | 18:45 WIB

Ini Persoalan yang Membuat Orang Dewasa Bunuh Diri

Intisari-Online.com - Salah satu dampak terburuk dari depresi yaitu bunuh diri. Upaya bunuh diri tidak memandang jenis kelamin dan usia. Semua orang berpotensi melakukan bunuh diri.

Beban hidup yang berat memang kerap membuat seseorang kehilangan akal sehat dan mengambil jalan pintas untuk menyelesaikannya. Apalagi, ketika seseorang yang berbeban berat tidak memiliki orang yang bisa menolongnya.

Berikut ini persoalan yang membuat orang dewasa bunuh diri.

1. Perceraian dengan pasangan

Pada umumnya masyarakat memandang perceraian merupakan tindakan tidak berhikmat sehingga pasangan yang bercerai sering kali dianggap sebagai teladan buruk pernikahan. Akibatnya, pasangan yang bercerai mendapat tekanan mental dari berbagai medan sekaligus, misalnya keluarga, anak-anak, diri sendiri, dan masyarakat.

Itulah sebabnya, perceraian menimbulkan tekanan batin yang hebat karena berkaitan dengan etika, moral, dan kepatutan sosial. Selain itu, perceraian juga menimbulkan dampak psikologis, ekonomi, dan sosiologi. Situasi buruk ini berpotensi mendorong orang-orang dewasa atau pasangan yang bercerai melakukan tindakan bunuh diri.

2. Masalah keuangan, misalnya terjerat utang

Masalah keuangan pun berpotensi menjadi pemisu pasangan suami-istri atau orang-orang dewasa melakukan tindakan bunuh diri. Sebagaimana diketahui, tidak sedikit orang-orang dewasa atau pasangan suami-istri yang kurang bijaksana mengelola sumber-sumber keuangan mereka.

(Baca juga: Penyebab Umum Bisnis Kecil Bangkrut (1))

Kartu kredit atau kartu belanja lainnya, misalnya sering kali menjadi salah satu sumber kebocoran dan pemborosan keuangan keluarga yang menggerogoti keuangan keluarga karena pemakaiannya tidak terkendali. Banyak orang salah memaknai kartu kredit atau kartu belanja lainnya sebagai tabungan di bank. Padahal, kartu kredit atau kartu-kartu belanja lainnya adalah utang yang harus dilunasi pembayarannya pada saat jatuh tempo. Dampak pola belanja atau penggunaan sumber-sumber keuangan yang tidak bijaksana menyebabkan mereka terjerat utang yang besar karena terpengaruh oleh “keinginan”, bukan “kebutuhan”.

3. Masalah kemiskinan

Kemiskinan kerap kali menyeret seseorang menjadi frustrasi, hidup tanpa harapan, dan putus asa. Tidak jarang seseorang yang miskin secara ekonomi terdorong mengambil jalan pintas untuk mengakhiri kemiskinannya. Kemiskinan tentu saja menyebabkan penderitaan lahir dan batin yang tidak ringan. Apalagi jika seseorang tidak menemukan jalan keluar untuk mengatasi kemiskinannya. Oleh karena itu, tidak sedikit orang dewasa yang mengakhiri kemiskinan dan penderitaan mereka dengan jalan bunuh diri.