Pertengkaran Kakak-Adik Butuh Orangtua Sebagai Penengah

Chatarina Komala

Penulis

Pertengkaran Kakak-Adik Butuh Orangtua Sebagai Penengah

Intisari-Online.com - Ketika menghadapi pertengkaran kakak-adik, orangtua cenderung memarahi, membela, dan menyalahkan salah satu pihak. Namun, Jovita Maria Ferliana, M. Psi., Psikolog dari Ukrida menganjurkan para orangtua untuk menjadi penengah, pendengar, sekaligus pemberi penjelasan (fasilitator) saat konflik berlangsung.“Jangan langsung menyalahkan atau membela salah satu pihak. Usahakan agar pemecahan masalah diperoleh dari anak. Karena orang tua hanya sebagai penengah, pendengar, dan memberikan penjelasan bila diperlukan," katanya.

Ia menambahkan, saat konflik, hal yang perlu dilakukan oleh para orangtua adalah terlebih dulu memeluk keduanya, sembari menanyakan kronologi kejadiannya. Jika anak saling berebut untuk bercerita, maka berikanlah giliran pada masing-masing anak untuk menceritakannya secara bergantian.

Barulah setelah kedua belah pihak sepakat mengenai peristiwa yang diceritakan, tanyakan bagaimana perasaan anak dan tanyakan solusi yang terbaik menurut mereka. “Orang tua dapat menambahkan bila anak menemukan kesulitan dalam mencapai solusi. Anak yang terbiasa menyelesaikan dan menemukan pemecahan masalah, mereka akan dapat menemukan pemecahan masalahnya sendiri," tuturnya.Jangan memberi label

Hindari mengungkit-ungkit masalah yang telah berlalu, menghakimi, dan melabeli anak. Contoh, "Aduh, Kakak selalu bikin Bunda pusing. Minggu lalu bertengkar dengan Adik karena berebut mainan, berebut posisi tempat duduk, dan berebut remote TV. Sekarang pasti Kakak juga menginginkan sesuatu yang dipegang adik, kan?"

Selain itu, jangan menunda penyelesaian masalah. Pasalnya, setiap masalah hendaknya langsung diselesaikan saat ini juga. Jangan membiasakan masalah mengambang tanpa ada penyelesaian atau meminta anak untuk menyelesaikan sendiri tanpa ada supervisi dari orang tua, sebab pada dasarnya anak tetap membutuhkan panduan dan arahan dari orang tua.

Pertengkaran kakak-adik butuh orangtua sebagai penengah. Nah,bila telah ditemukan pemecahan masalah yang disepakati kedua belah pihak, maka akhiri konflik dengan saling meminta maaf dan saling berpelukan. “Permintaan maaf sebaiknya dilakukan dengan melakukan kontak mata dan menyebutkan apa kesalahan yang telah dilakukan," Jovita menambahkan. (Noverita K. Waldan/ Tabloid Nova)