Find Us On Social Media :

Anakku Lelet? Masih Bisa Diubah, Kok!

By Birgitta Ajeng, Jumat, 14 November 2014 | 13:00 WIB

Anakku Lelet? Masih Bisa Diubah, Kok!

Intisari-Online.com - Drama pagi hari di sebuah rumah biasanya diwarnai dengan keterburu buruan. Entah ayah dan ibu yang bersiap ke kantor, atau si kakak yang sudah besar siap bersekolah. Tiba-tiba kesibukan itu terganjal oleh anak yang lamban alias anak lelet.

---

“Andre, ayo cepat mandi. Nanti terlambat ke sekolah!” teriak Rina (38), sang bunda.

“Iya, Bu,” sahut Andre (5) sambil berlari-lari memutari ruangan membawa balon. Hingga dua kali Ibu berteriak menyuruhnya mandi, dia tak kunjung beranjak ke kamar mandi.

“Andreas!!” suara bunda agak meninggi. Rupanya dia sudah tidak sabar lagi melihat perilaku Andre yang lelet. “Nanti kamu bisa telat, Bunda juga ikut telat masuk kantor!” lanjut Rina.

Karena tak bisa lagi berkompromi dengan kesabaran, Rina segera memandikan anaknya, bahkan sampai memakaikan baju.

Drama pagi itu rasanya juga biasa terjadi di banyak rumah tangga. Terutama keluarga muda. Geregetan ya melihat anak begitu “lelet”-nya mengerjakan sesuatu, entah mandi, makan, berpakaian, membereskan mainan. Kok bisa ya?

Menghadapi anak-anak, teruta- ma si prasekolah, yang “lelet” memang mesti ekstra hati-hati. Orang dewasa seperti kita cenderung terburu-buru karena dikejar waktu yang padat. Lalu kita menggunakan standar waktu yang biasa kita gunakan dan diterapkan pada anak. Tapi kita lupa, kegiatan seperti mandi, makan, berpakaian sudah kita lakukan selama bertahun-tahun setiap hari, bahkan dua-tiga kali dalam sehari. Sementara anak-anak belum berpengalaman.

Bandingkan pula tangan dan kaki mereka dengan kita. Tentu saja kalah kuat. Keterampilan motorik anak-anak masih dalam tahap latihan, sementara orang dewasa sudah masuk kategori mahir. Pada dasarnya anak tidak dilahirkan dengan perilaku lamban. Kebanyakan, pola asuh dari orangtualah yang membentuknya. Tanpa sadar, kita nemerapkan pola asuh yang tidak mendukung perkembangan kemandirian anak.

Ulasan lebih lengkap tentang anak lelet bisa dibaca di Majalah Intisari Edisi November 2014.