Find Us On Social Media :

Bedakah Cara Mendidik Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu?

By Moh Habib Asyhad, Senin, 24 November 2014 | 09:00 WIB

Bedakah Cara Mendidik Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu?

Intisari-Online.comSering terdengar ungkapan begini: si sulung biasanya bertanggung jawab, si tengah kurang perhatian, si bungsu terlalu dimanja. Lalu ada juga orang bilang: sulung itu memimpin, tengah negosiator, bungsu periang dan pandai bergaul. Apakah benar demikian? Bedakah cara mendidik anak sulung, tengah, dan bungsu?

---

Irma Kusomo Wardhani memiliki trik khusus untuk menempatkan kedua putrinya, Azira dan Zahwa, dalam satu kamar meski beda tempat tidur. Irma keukeuh, cara ini cukup manjur untuk menghilangkan sekat dan pengistimewaan antara keduanya. 

Seiring beriringnya waktu, Azira yang kini duduk di kelas 3 SMA dan Zahwa yang kelas 3 SMP tumbuh menjadi pribadi yang berbeda satu dengan yang lain. Si sulung Azira lebih disiplin, serius, dan tegas. Sementara si bungsu Zahwa cenderung agak santai, ngeyelan, dan tidak sedisiplin kakaknya. Irma sangat paham dengan karakter kedua anaknya tersebut, sehingga ia mewanti-wanti dirinya sejak awal untuk tidak terlalu pilih kasih.

Dari cerita Irma terlihat Azira, dalam beberapa hal, sering berperan sebagai “pemimpin” dengan memberi nasihat kepada adiknya. Misalnya soal memilih sekolah. “Dik, kamu itu ‘kan kepingin masuk sekolah favorit. Kamu harus gini, mesti begini, belajar begini, dll.,” cerita Irma mengenai kebiasaan Azira membimbing adiknya.

Berada dalam satu kamar juga membuat keduanya sesekali terlibat cekcok. Urusan tali rambut, misalnya, atau si adik yang tiba-tiba memakai kaos si kakak tanpa izin. Sontak, si kakak jadi ngomel-ngomel. Jika sudah demikian, Irma biasanya akan duduk bersama keduanya. Menengahi dan memberi tahu seperti apa prosedur yang benar jika ingin menggunakan barang orang lain.

Cara-cara seperti itu sering dilakukan Irma untuk membentuk karakter kedua putrinya biar bisa saling menghormati. Meskipun watak keduanya sangat berbeda, bukan berarti tidak bisa saling mendukung. Dari cerita Irma, bisa dilihat, tidak susah mendidik si sulung dan si bungsu yang berbeda karakter.

Keluarga Irma saat ini memang masih berstatus keluarga “ideal” dengan dua anak—meski dua-duanya perempuan. Dengan usianya yang masih 38, tidak menutup kemungkinan ia bisa menambah satu momongan lagi. Tapi Irma tetap yakin, berapa pun jumlah anaknya nanti, ia bisa mengatasinya. “Kuncinya adalah kepekaan orangtua, terutama ibu.” Jadi, tidak ada perbedaan signifikan dalam mendidik anak sulung, tengah, dan bungsu.