Find Us On Social Media :

12 Kebiasan Buruk untuk Kesehatan Mental (1)

By Inasshabihah, Jumat, 2 Januari 2015 | 07:00 WIB

12 Kebiasan Buruk untuk Kesehatan Mental (1)

Intisari-Online.com. Depresi biasanya diakibatkan banyak faktor termasuk hal-hal kecil seperti kebiasaan di social media, olahraga rutin, dan bahkan cara Anda berjalan pun mungkin saja melunturkan kebahagiaan Anda, tanpa Anda sadari. Untungnya, kebiasaan buruk itu masih bisa diubah. Ini dia, 12 kebiasan buruk untuk kesehatan mental Anda, seperti dikutip dari Health.
1. Bungkuk saat berjalan
Peneliti di Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry menemukan bahwa, ketika subyek penelitian mereka dminta berjalan dengan pundak membungkuk, agak ke dalam, dan dengan minim gerakan tangan, mereka merasakan mood yang lebih buruk dibanding mereka yang punya lebih semangat pada cara berjalannya. 
Subyek yang berjalan dengan gaya membungkuk itu lebih mungkin banyak mengingat hal negatif dibanding hal positif. Termasuk depresi. Angkat dagu Anda, tegakkan bahu Anda, lihat sekeliling, raup aura-aura positifnya. 
2. Anda memotret semua hal!
Halo, ratu-ratu Instagram! Dengarkan. Sembarangan mengambil gambar bisa jadi menghalangi bagaimana Anda mengingat momen-momen itu, menurut penelitian yang dipublikasikan di Ilmu Psikologi. Di penelitian ini, subyek berjalan dalam tur museum, mengamati obyek dan mengambil gambar sembarangan, sesukanya, semuanya. Setelah itu, mereka kesusahan mengingat benda yang mereka foto dibandingkan dengan benda yang mereka lihat. 
Jadi, mulai sekarang, fokuslah pada subyek ketika mengambil gambar, atau, lebih baik lagi, tenang lah dan nikmati suasana dan arahkan diri untuk berpartisipasi/beraksi. Ini justru hal yang bisa membuat mental Anda lebih kuat. Hanya memotret tanpa mengerti apa yang dipotret termasuk kebiasan buruk untuk kesehatan mental, lho. 
3. Membiarkan diri Anda di-bully
Bullying tak akan berakhir ketika Anda meninggalkan sekolah. Kira-kira ada 54 juta pekerja, atau 35 persen dari pegawai di Amerika yang menjadi target bully, menurut Workplace Bullying Institute. Lebih dari 70 persen orang menyaksikan bullying di tempat kerja, kata Erin K. Leonard, PhD, psikoterapis dan penulis buku Emotional Terrorism: Breaking the Chains of a Toxic Relationship.
"Diserang dengan begitu jahat harga diri dan kepercayaan dirinya secara berulang kali, itu bisa sangat menghancurkan. Itu membuat Anda secara emosional tak berpendirian jadi sangat susah untuk bekerja,” katanya.
Workplace Bullying Institute merekomendasikan Anda untuk mengambil janji dengan dokter dan mendiskusikan kesehatan fisik dan mental Anda. Lalu, setelah Anda secara hati-hati mendokumentasikan sebanyak mungkin interaksi bullying yang terjadi, minta bantuan perusahaan untuk mencari solusi. 
4. Anda tidak olahragaKebiasan buruk untuk kesehatan mental berikutnya adalah kurang olahraga. Jika Anda aktif tiga kali seminggu berolah raga, ini akan menurunkan tingkat depresi Anda sebanyak 19 persen, sesuai penelitian di JAMA Psychiatry. Setelah meneliti lebih dari 11.000 orang yang lahir di 1958 diatas usia 50 tahun, dan merekam gejala depresi dan tingkat aktivitas fisiknya pada interval umum, peneliti-peneliti di University College London menemukan korelasi antara aktivitas fisik dan depresi. Orang-orang yang depresi ternyata mereka yang kurang aktif, sementara mereka yang aktif biasanya tidak depresi. Faktanya, untuk setiap waktu aktif bergerak, risiko depresi menurun hingga 6 persen. 
Jadi, tunggu apalagi? Segera keluar rumah dan bergerak lah! Tidak butuh waktu lama untuk ini,  berjalan kaki saja di sekitar rumah atau naik turun tangga, tapi jangan lupa lakukan aktivitas lain untuk menjaga otak tetap aktif, bukan hanya fisik.