Find Us On Social Media :

Lapar dan Marah Mempengaruhi Kita dalam Membuat Keputusan

By Lintang Bestari, Kamis, 12 Maret 2015 | 18:15 WIB

Lapar dan Marah Mempengaruhi Kita dalam Membuat Keputusan

Intisari-Online.com - Para peneliti telah menemukan bahwa keadaan lapar dan marah secara bersamaan dapat mempengaruhi kita dalam membuat keputusan. Kemungkinannya, 62 persen keputusan itu salah.

Studi yang dilakukan oleh ahli psikologi makanan, Dr. Christy Fergusson melibatkan sekelompok pria dan wanita berusia 20-an hingga pertengahan 60 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alasan apa yang membuat manusia marah ketika mereka lapar, dan apakah lapar dan marah secara bersamaan dapat mempengaruhi kita dalam membuat keputusan.

Partisipan penelitian dibagi menjadi empat kelompok. Mereka dipaksa untuk mendengarkan musik yang mengganggu selama lima menit setelah tidak makan selama beberapa jam. Beberapa saat kemudian, mereka diminta untuk menjawab pertanyaan, dan hanya 27 persen partisipan yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Lalu, setelah mereka diberikan snack, jumlah yang menjawab pertanyaan dengan benar bertambah menjadi 48 persen.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa jumlah kadar gula darah yang rendah tidak hanya mempengaruhi mood kita, tapi juga membuat kita kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi fungsi kognitif kita. Terbukti, lapar dan marah secara bersamaan mempengaruhi kita dalam membuat keputusan.

"Kebanyakan dari kita sekarang melewatkan makan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Beberapa orang sarapan tapi tidak makan lagi sampai sore, hal inilah yang dapat membuat gula darah tidak beraturan," kata Fergusson.

Ia menambahkan, otak kita memerlukan kadar gula yang fresh setiap tiga hingga empat jam dalam sehari agar bisa berkonsentrasi dalam pekerjaan. "Jadi, ketika kita tidak 'memberi makan' otak dalam waktu yang lama, kita akan bad mood dan mudah marah," katanya.

Otak kita bekerja dengan baik jika setidaknya ada 25 gram glukosa di sirkulasi darah kita – setara dengan jika kita makan satu pisang. Namun, meskipun begitu, bukan hanya jumlahnya saja yang harus diperhatikan, tetapi juga sumber makanannya.