Find Us On Social Media :

Cara Memberitahu Anak Soal Kejadian Buruk dalam Hidup

By Lintang Bestari, Kamis, 2 April 2015 | 14:00 WIB

Cara Memberitahu Anak Soal Kejadian Buruk dalam Hidup

Intisari-Online.Com - Kita semua pasti ingin melindungi anak-anak kita dari kejadian buruk dalam hidup. Tidak ada orangtua yang ingin menerangkan soal pesawat jatuh di gunung, pemenggalan yang dilakukan ISIS, atau wabah Ebola. Namun, jika anak kita tidak mengetahui hal buruk tersebut, bagaimana mereka bisa ‘berdamai’ dengan kenyataan? Inilah 3 cara cara memberitahu anak kita soal kejadian buruk dalam hidup:

Pada anak di Sekolah Dasar (SD), Richard Weissbourd, psikolog anak dan keluarga dari Harvard, mengatakan menggunakan dongeng yang cukup suram mungkin dapat menjadi cara untuk memberitahu anak kita soal kejadian buruk dalam hidup. “Mereka berusaha agar anaknya bisa menguasai rasa takutnya,” kata Richard. Namun, anak di usia SD juga pemikir yang konkret. Jadi, sebaiknya kita sudah menyiapkan jawaban yang konkret atas pertanyaan mereka. Richard menambahkan, tidak apa jika ada beberapa pertanyaan anak yang tidak bisa dijawab karena yang paling penting adalah memaksimalkan percakapan orangtua dan anak.

Ketika anak sudah berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP), mereka telah melihat dan mengalami banyak masalah di sekitar mereka. “Namun terkadang mereka mengerti lebih dari yang kita bayangkan,” ucap Richard. Jadi, pada tahap ini, sangat penting bagi orangtua untuk mendengarkan.

Untuk anak-anak di Sekolah Menengah Atas (SMA), orangtua bisa mencoba menggali dengan pertanyaan yang lebih dalam, tidak hanya melihat masalah buruk yang sedang terjadi, tapi alasan dibaliknya serta bagaimana mereka menanggapi hal buruk itu.

Itulah cara terbaik yang bisa dilakukan orangtua untuk memberitahu anak kita soal kejadian buruk dalam hidup sesuai dengan tingkatan umurnya. Richard Weissbourd, yang juga pengarang buku The Parents We Mean To Be, mengatakan sangat penting untuk memberitahu anak kita tentang kenyataan yang terjadi.“Anak-anak sebenarnya berpikir tentang kejadian yang sedang berlangsung. Mereka mendengarnya dari berita di televisi, mencuri dengar dari orangtua yang sedang mengobrol. Justru lebih menyeramkan ketika kita sama sekali tidak memberitahu mereka,” tutup Richard. (Time.com)