Operasi Kecantikan Sebabkan Gangguan Mental (1)

Monalisa Darwin D

Penulis

Operasi Kecantikan Sebabkan Gangguan Mental (1)

Intisari-Online.com - Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia ingin memiliki penampilan yang sempurna. Tidak sedikit pula orang yang melakukan operasi plastik untuk mewujudkan hal tersebut. Namun, tahukah kita bahwa operasi kecantikan nyatanya tidak begitu baik hingga dapat menyebabkan gangguan mental?

Seseorang yang melakukan operasi kecantikan jika tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, kemungkinan besar orang itu akan kembali mengoreksi dan melakukan operasi ulang. Orang seperti ini memiliki interpretasi yang tak lengkap dengan konsep dirinya sendiri serta kepribadiannya.

Ini dilihat dari seorang perempuan yang ingin terlihat lebih cantik dan pria yang ingin terlihat lebih keren, sehingga mereka merasa bahwa dirinya tak pantas dan merasa tertekan. Dengan itulah akhirnya mereka beranggapan mereka harus memperbaiki penampilan mereka dengan operasi.

Beberapa penelitian menemukan bahwa terdapat gangguan psikologis pada pasien yang melakukan operasi kecantikan. Sebuah penelitian yang dilakukan di klinik terkenal Amerika Serikat juga menunjukkan 21% pasien operasi kecantikan memiliki riwayat ganggan mental, dan 21% lainnya sedang menjalani pengobatan psikiatari.

Orang yang telah melakukan operasi kecantikan mengalami gangguan mental terkait dengan gangguan kepribadian serta sosial yang bisa mengarah hingga pada tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak pasien operasi kecantikan yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami gangguan mental. Biasanya mereka memiliki harapan yang begitu tinggi atas hasil operasi yang dilakukannya, namun kenyataannya tidak.

Karena perasaan yang tidak puas atas hasil operasi yang dilakukan itulah kemudian menimbulkan konflik psikologis pada pasien. Pasien operasi justru bisa melakukan operasi berulang kali bahkan hingga kecanduan, hanya untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginannya. Pasien seperti ini dikatakan menderita BDD (Body Dismorphic Disorder). Ia akan merasa tertekan karena selalu merasa fisiknya tidak sempurna.-bersambung-