Find Us On Social Media :

Risiko Bunuh Diri pada Wanita Bergantung dengan Kehidupan Sosialnya

By Lintang Bestari, Sabtu, 1 Agustus 2015 | 13:00 WIB

Risiko Bunuh Diri pada Wanita Bergantung dengan Kehidupan Sosialnya

Intisari-Online.Com - Menurut studi terbaru di Amerika, terhubung dengan teman-teman, keluarga dan kelompok sosial bisa menawarkan perlindungan untuk melawan kasus bunuh diri. Sekitar 70.000 wanita yang diteliti selama hampir 20 tahun, mereka yang terhubung dengan kehidupan sosialnya lebih dari 75% cenderung lebih sedikit yang meninggal karena bunuh diri.

Menurut dr. Alexander Tsai, dari Massachusetts General Hospital di Boston, risiko bunuh diri pada wanita yang bergantung dengan kehidupan sosialnya merupakan masalah penting. “Bunuh diri termasuk 10 penyebab utama kematian pada wanita dan jumlahnya terus meningkat,” katanya.

Tsai mengatakan, respons masyarakat terhadap bunuh diri biasanya dikaitkan dengan gangguan mental dan hal itu perlu diperjelas. “Secara praktis, saya ingin menyampaikan pesan penting bahwa banyak faktor potensial yang membuat orang bunuh diri,” tambah Tsai.

Studi ini menggunakan kumpulan data dari 72.607 perawat wanita AS berusia 46 hingga 71 tahun pada 1992, yang kemudian diikuti perkembangannya hingga 2010 atau sampai mereka meninggal. Para perawat ini diberi pertanyaan mengenai “integrasi sosial” seperti berapa banhyak teman mereka, seberapa sering mengobrol dengan teman, apakah sudah menikah. Mereka juga ditanya tentang partisipasi mereka di kelompok sosial atau keagamaan di lingkungan sekitar.

Berdasarkan jawaban mereka, para peneliti mengukur tingkat keterhubungan mereka. Sekitar 43%  wanita hubungan sosialnya tinggi sedangkan 8%nya tidak. Selama 18 tahun, ada 43 kasus bunuh diri di antara partisipan. Secara keseluruhan, mereka yang hubungan sosialnya bagus risiko bunuh dirinya lebih kecil.

Sebelumnya, Tsai dan koleganya juga pernah menguji kaitan antara hubungan sosial dengan bunuh diri bagi laki-laki dan menemukan hasil serupa.  Tsai mengatakan, integrasi sosial lebih dari sekedar memiliki teman dekat. “Berpartisipasi hubungan sosial yang lebih besar – bukan hanya teman dan keluarga – tapi juga organisasi sosial baik untuk  kesehatan kita,” kata Tsai. (foxnews.com)