Tahun 2030, Obesitas di Eropa Meningkat Drastis?

Arnaldi Nasrum

Penulis

Tahun 2030, Obesitas di Eropa Meningkat Drastis?

Intisari-Online.com - Salah satu gangguan kesehatan yang hingga saat ini sulit teratasi adalah obesitas. Bahkan angka penderitanya diproyeksikan akan meningkat. Permasalahan yang berkaitan dengan berat badan ini memang selalu menjadi perhatian di berbagai negara.

World Health Organization (WHO) mengungkapkan pada tahun 2030, obesitas di Eropa akan meningkat drastis. Tidak tanggung-tanggung, sebagian besar dari orang dewasa negara-negara Eropa akan memiliki berat badan di atas batas kategori sehat.

Para peneliti WHO dalam European Congress on Obesity mengatakan beberapa negara Eropa yang penduduknya akan mengalami kenaikan potensi obesitas yang drastis adalah Yunani, Irlandia, Spanyol, Swedia, Austria, Inggris dan Republik Ceko.

Proyeksi WHO mengungkapkan jumlah laki-laki di Yunani yang akan mengalami obesitas akan meningkat lebih dari dua kali lipat. Angka tersebut bergerak dari 20 persen menjadi 44 persen antara tahun 2010 dan 2030. Tidak jauh berbeda, jumlah perempuan Yunani yang akan mengalami obesitas akan menjadi 40 persen, naik dua kali lipat.

Bahkan Inggris juga diprediksi akan mengalami krisis ini. Pada tahun 2030, 33 persen dari wanita di Inggris diperkirakan akan mengalami obesitas. Angka ini meningkat dari 26 persen pada tahun 2010. Begitupun dengan pria di Inggris, sekitar 75 persen akan mengalami obesitas, naik dari angka 70 persen pada tahun 2010.

Dr. Laura Webber dari Forum Kesehatan Inggris, yang bekerja sama dengan WHO dan Komisi Eropa mengungkapkan meskipun tidak ada solusi yang paling manjur untuk mengatasi obesitas, setidaknya pemerintah harus berusaha untuk membatasi makanan yang tidak sehat di pasar. Yang paling penting membuat makanan sehat lebih terjangkau.

Tentu saja obesitas ini tidak diinginkan terjadi kepada siapapun. Proyeksi tahun 2030, obesitas di Eropa meningkat drastis tersebut bisa saja tidak terjadi jika masyarakatnya menjaga dan mengatur pola makan sehat seperti yang disarankan Dr. Laura. (www.reuters.com)