Find Us On Social Media :

Duh, Peneliti Temukan Asbes dalam Krayon Anak-anak

By Ade Sulaeman, Kamis, 9 Juli 2015 | 17:30 WIB

Duh, Peneliti Temukan Asbes dalam Krayon Anak-anak

Intisari-Online.com - Bahan-bahan pembuat mainan anak-anak memang perlu menjadi perhatian penting. Maklum, meski dalam kadar rendah, zat berbahaya pada mainan berakibat fatal pada anak. Itulah yang menyebabkan laporan para peneliti yang menemukan adanya asbes dalam krayon anak-anak dengan cepat menjadi isu di masyarakat.

Sampai saat ini, ada empat merek krayon anak-anak dan dua mainan crime scne fingerprint yang ditemukan mengandung asbes.

Pengujian dilakukan oleh Environmental Working Group (EWG), laboratorium bersertifikat pemerintah dan dikonfirmasi oleh laboratorium bersertifikat pemerintah lain.

Dari 28 kotak krayon yang diuji, empat positif mengandung asbes. Beberapa dipasarkan di bawah nama-nama karakter populer Mickey Mouse, Power Rangers dan Teenage Mutant Ninja Turtles.

Saat krayon-krayon yang terkontaminasi ini digunakan, mereka dapat melepaskan serat asbes mikroskopis.

Rata-rata anak menggunakan 730 krayon pada usia 10, menurut sebuah rilis berita dari EWG. Maka paparan ini dinilai berbahaya.

Menurut rilis berita, krayon yang terkontaminasi dibeli pada Februari sampai Mei 2015 dari PartyCity dan Dollar Tee, di daerah pinggiran kota dekat San Francisco.

Regulator federal mengatakan risiko paparan asbes dari item yang diujicobakan memang rendah, tetapi para ilmuwan dan pejabat kesehatan setuju bahwa tidak ada yang namanya tingkat yang aman jika terkait asbes.

"Asbes dalam mainan menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima untuk anak-anak," tutur Dr Philip Landrigan, profesor pediatri dan kedokteran preventif di Rumah Sakit Mount Sinai di New York, mengatakan dalam rilis berita.

Menurut label paket, krayon dan mainan yang mengandung asbes dibuat di China dan impor di Amerika Serikat.

Menurut National Institutes of Health (NIH), bernapas di lingkungan yang mengandung asbes dalam tingkat yang tinggi selama jangka waktu yang panjang dapat membangun serat di paru-paru, yang menyebabkan jaringan parut, inflamasi, dan gangguan pernapasan. Konsekuensi jangka panjang termasuk kanker paru-paru dan kanker yang mempengaruhi lapisan paru-paru atau perut.

(foxnews.com)