Find Us On Social Media :

Diabetes Juga Membahayakan Otak?

By Lintang Bestari, Sabtu, 11 Juli 2015 | 06:00 WIB

Diabetes Juga Membahayakan Otak?

Intisari-Online.com - Diabetes bisa membahayakan beberapa organ, mulai dari mata, ginjal hingga jantung. Ketika kadar gula darah pada penderita diabetes mulai meningkat, sistem tubuh terancam. Saat ini, otak juga masuk ke dalam daftar organ yang terkena dampak diabetes setelah beberapa penelitian sebelumnya menyatakan diabetes meningkatkan resiko stroke dan dementia. Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Neurology melaporkan bahwa perubahan aktivitas pembuluh darah di otak penderita diabetes bisa menurunkan fungsi kognitif dan kemampuan mereka dalam kegiatan sehari-hari.

Dr. Vera Novak, profesor saraf di Harvard Medical School dan Beth Israel Deaconess Medical Center, beserta rekannya mengikuti sebuah grup yang berisi 65 orang-orang tua. Setengahnya memiliki penyakit diabetes tipe 2, dan setengahnya lagi tidak. Setelah dua tahun, pasien pengidap diabetes memiliki skor tes kognitif lebih rendah dibandingkan tes sebelumnya. Sementara mereka yang tidak mengidap diabetes hanya menunjukkan perubahan yang sedikit.

Menurut Novak, yang menyebabkan penurunan tersebut adalah perubahan di otak para penderita diabetes. Diabetes bisa membuat pembuluh darah kurang responsif pada ‘pasang surutnya’ permintaan di otak. Biasanya, pembuluh darah yang fleksibel akan membengkak sedikit untuk meningkatkan aliran darah dan oksigen ke daerah yang lebih aktif, seperti bagian otak yang terlibat dalam pembentukan memori dan penalaran yang tinggi saat melalukan tugas intelektual. Namun, gula darah yang tak terkendali membuat pembuluh ini kurang lentur sehingga kurang responsif.

“Ketika melakukan tugas apapun, mulai dari kognisi hingga menggerakan jari-jari, kita perlu meningkatkan aliran darah pada area spesifik di otak. Dengan diabetes, bagaimanapun juga kemampuan itu berkurang sehingga kita jadi memiliki kemampuan yang lebih sedikit,” papar Novak.

Dalam studi mengenai diabetes membahayakan otak ini, Novak mengukur perubahan fleksibilitas pembuluh darah dan menemukan bahwa pada pasien diabetes, fleksibilitas itu berkurang sedangkan pada mereka yang normal kondisi tersebut tidak berubah. Ketika kadar gula darah meningkat pada pengidap diabetes, hal tersbut membahayakan sel dan memicu inflamasi. Yang mengkhawatirkan menurut Novak adalah, perubahan tetap terjadi bahkan pada mereka yang rutin berobat dan diabetesnya terkontrol. “Kita perlu pengobatan terbaru untuk memperbaiki aktivitas kognisi dan fungsi otak penderita diabetes,” kata Novak.

Grupnya saat ini sedang melanjutkan studi bagaimana fungsi otak bisa diperbaiki memicu pada ksehatan pembuluh darah; salah satu metode investigasinya melibatkan insulin yang dihirup melalui hidung atau pengobatan tekanan darah untuk membuat aktivitas pembuluh darah otak normal kembali. “Kami tidak memiliki perawatan untuk penderita diabetes yang fungsi kognitifnya menurun karena otak sebelumnya bukan organ yang bisa rusak karena diabetes. Jadi, kami memerlukan bukti dan penelitian lebih lanjut mengenai ini,” tutup Novak. (time.com)