Penulis
Intisari-Online.com - Pada beberapa kasus keracunan makanan, mikroba pada makanan (atau pathogen yang berpindah dari tangan ke mulut) menyakiti perut dan saluran pencernaan kita. Konsekuesinya tidak bagus, mulai dari sakit perut, muntah-muntah bahkan diare. Untuk itu, kita perlu mengetahui bakteri apa saja yang bisa membahayakan tubuh kita. Inilah 10 bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan.1. NorovirusNorovirus adalah patogen yang bertanggung jawab atas diare dan muntah-muntah jika kita mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri tersebut. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2014 melaporkan bahwa norovirus sering ditemukan pada makanan yang kita beli di restoran atau kafetaria. Bakteri ini merupakan penyebab masalah pencernaan terbesar di AS, menginfeksi lebih dari 19 juta orang tiap tahunnya.
Yang perlu diketahui: Bakteri ini mudah menular. Jumlah partikel virus yang ada di kepala bakteri ini bisa menyebabkan 1000 orang sakit. Gejalanya harus disembuhkan dalam waktu 60 jam atau jika tidak, patogen ini akan berada di tubuh kita selama 2 minggu atau lebih dan ia akan menyebar.
Cara menghindarinya: Cuci buah dan sayuran dengan baik. Pastikan juga kita mencuci tangan dengan bersih sebelum makan. Kita juga bisa terinfeksi patogen ini dari sentuhan orang lain atau ketika memegang yang sebelumnya disentuh oleh orang yang memiliki norovirus.2. SalmonellaSalmonella menyerang ovarium ayam sehingga telur-telur ayam tersebut jadi terkontaminasi. Satu dari 8 ayam memiliki bakteri ini. Setiap tahunnya, Salmonella menyerang sekitar 1,2 juta warga Amerika. Menyebabkan mereka mengalami keram, demam dan diare selama empat hingga tujuh hari.
Yang perlu diketahui: Salmonella juga bisa mengontaminasi daging, seafood, keju, susu dan jus yang tidak dipasteurisasi, dan produk mentah.
Cara menghindarinya: Katakan tidak pada telur mata sapi atau telur rebus setengah matang. Telur dengan kuning dan putihnya yang padat adalah yang paling makan untuk dimakan. Ketika memasak, panaskan ayam hingga 165 derajat dan 160 derajat untuk daging sapi.3. BotulismeJamur dari C. botulinum memproduksi neurotoxin yang menyebabkan botulisme – jenis keracunan makanan yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan kematian. Menurut FDA, 10 dari 30 kasus botulisme berasal dari makanan kaleng.
Yang perlu diketahui: Gejala yang umum ditemukan meliputi penglihatan ganda, sulit berbicara dan menelan, serta otot terasa lemah. Jika kita merasa memiliki botulisme sebaiknya segera cari pertolongan medis. Perawatan dengan antitoksin dapat mencegah penyebaran racunnya.
Cara menghindarinya: The Mayo Clinic merekomendasikan kita untuk merebus makanan kaleng selama 10 menit sebelum memakannya.4. E. coliE. colipada dasarnya hidup di dalam tubuh manusia dan hewan, dan sebagian besar bakteri ini tidak berbahaya. Namun, ada beberapa lapisan selnya – termasuk notorious O157:H7 yang mendatangkan malapetaka bagi usus kita apabila tertelan. Kita bisa diare berdarah, muntah-muntah dan mengalami keram perut setelahnya.
Yang perlu diketahui: Limbah dari peternakan sapi bisa menyebarkan E.coli pada lading di sekitarnya. Bayam dan selada sangat rentan terkontaminasi.
Cara menghindarinya: Laporan tahun 2015 yang menguji 1000 kasus E.coli menemukan fakta bahwa 80% E.coli berasal dari sayur-sayuran dan daging. Daging sapi adalah sumber utama infeksi karena berasal dari banyak sapi. Jadi, sebaiknya pesan burger dan steak yang medium atau well done.5. CampylobacterBakteri ini bertanggung jawab atas 1,3 juta kasus campylobacteriosis setiap tahunnya. Patogen ini berasal dari produk susu yang tidak terpasturisasi. Namun, kebanyakan kasus juga berasal dari daging dan unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan baik. Berita baik: gejala yang ditimbulkan biasanya hilang sendiri. Berita buruknya: diare, keram dan demam bisa berlangsung selama seminggu.Yang perlu diketahui: Satu potong kecil daging ayam yang terkontaminasi bakteri ini bisa membuat kita sakit.
Cara menghindarinya: Saat memasak, sebaiknya memisahkan alas memotong yang terpisah antara daging mentah dan makanan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengindari penyebaran bakteri ini pada sayuran atau makanan lain. Jangan lupa untuk membersihkan alas, pisau dan alat memasak lainnya dengan sabun dan air hangat. (time.com)