Find Us On Social Media :

Pasangan Pengidap Stroke Berisiko Menghadapi Masalah Kesehatan

By Lintang Bestari, Selasa, 1 September 2015 | 06:00 WIB

Pasangan Pengidap Stroke Berisiko Menghadapi Masalah Kesehatan

Intisari-Online.com - Menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Stroke, seseorang yang pasangannya mengidap stroke, cenderung bermasalah dengan kesehatan fisik dan mentalnya. Risiko masalah kesehatan fisik dan mental mereka meningkat bahkan setelah tujuh tahun pasangannya sembuh dari stroke, kata pemimpin penelitian, Josefine Persson, Ph.D, dari University of Gothenburg, Swedia. 

“Penyebabnya bisa karena stres jangka panjang atau gaya hidup yang dibagi pasangannya yang sakit,” kata Persson. Lingkungan masyarakat seharusnya memberikan dukungan bagi seseorang yang pasangannya memiliki penyakit untuk membantu mengurangi beban mereka dan mencegah gaya hidup tidak sehat yang dilakukan keduanya.

Persson dan timnya mengamati 248 pengidap stroke berusia di bawah 70 tahun dan pasangannya selama tujuh tahun dan membandingkan kehidupan mereka dengan 245 pasangan lain yang tidak memiliki stroke. Pasangan pengidap stroke rata-rata berusia 65 tahun dan dua pertiganya merupakan wanita.

Di akhir studi, dibandingkan yang pasangannya tidak memiliki stroke, pasangan pengidap stroke memiliki nilai rendah pada keseluruhan kesehatan fisik dan mental. Dengan kemampuan fisik dan kognitif penderita stroke yang semakin berkurang, tingkat depresi pasangannya meningkat dan kualitas hidupnya cenderung menurun. “Mendukung pasangan merupakan suatu hal yang alami dan penting, tapi di satu sisi bisa jadi terlalu memaksa dan berpengaruh pada pasangannya yang sehat,” papar Persson.

Menurut Karen L. Saban dari Loyola University Chicago yang tidak ikut dalam penelitian ini, stres kronis yang muncul saat merawat pasangan yang sakit berhubungan dengan meningkatnya hormon stres dan inflamasi, yang mana nantinya bisa menyebabkan penyakit jantung. (foxnews.com)