Find Us On Social Media :

Diet Mediterania Mengurangi Risiko Depresi

By Lintang Bestari, Rabu, 23 September 2015 | 06:00 WIB

Diet Mediterania Mengurangi Risiko Depresi

Intisari-Online.com - Menurut sebuah terbaru, diet mediterania dapat mengurangi risiko depresi dan juga penyakit jantung. Studi yang melibatkan lebih dari 15.000 partisipan ini, menunjukkan bahwa diet yang mengonsumsi buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, minyak zaitun dan sedikit daging ini bisa mencegah depresi.

Para peneliti, yang studinya dipublikasikan pada jurnal BMC Medicine, mencoba melihat dampak dari pola makan tiga diet besar: diet vegetarian, diet mediterania, dan Alternative Healthy Eating Index-2010 pada kesehatan mental manusia. Makanan seperti daging, makanan manis dan sumber-sumber lain dari lemak hewan dan asam lemak trans dan jenuh memiliki nilai rendah. Sedangkan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan makanan kaya omega 4, vitamin serta mineral memiliki nilai tinggi untuk menjaga kesehatan mental manusia.

Sepuluh tahun kemudian, para partisipan tersebut diminta untuk mengisi survey lain mengenai diet yang mereka jalani. Sekitar 1.550 partisipan dilaporkan menderita depresi atau menggunakan antidepresan semenjak studi ini dimulai. Pola makan pada The Alternative Healthy Eating Index-2010 dikatakan berhubungan dengan penurunan risiko depresi, namun efek tersebut juga bisa berasal dari makanan yang dikonsumsi pada diet mediterania.

Para peneliti mengatakan, makanan kaya nutrisi yang ada pada diet mediterania seperti omega 3, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan konsumsi alkohol yang rendah bertanggung jawab pada penurunan risiko tersebut. Diet mediterania dapat mengurangi risiko depresi.

“Kami ingin mengerti apa peran yang dijalankan nutrisi pada kesehatan mental manusia, kami yakin bahwa pola diet tertentu dapat melindungi pikiran kita. Ketiga diet tersebut sangat berhubungan kesehatan fisik, namun saat ini kami menemukan bahwa diet mediterania ternyata juga bermanfaat bagi kesehatan mental,” kata pemimpin penelitian, dr. Almudena Sanchez-Villegas, dari University of Las Palmas de Gran Canaria. (mirror.co.uk)