Perawatan Diabaikan, Penderita Diabetes dapat Terserang 7 Kondisi Berbahaya Ini

Ade Sulaeman

Penulis

Perawatan Diabaikan, Penderita Diabetes dapat Terserang 7 Kondisi Berbahaya Ini

Intisari-Online.com - Dalam kondisi dirawat, dengan cara mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan minum obat tidak, saja diabetes tidak dapat disembuhkan, ‘hanya’ dapat dicegah agar tidak menjadi lebih buruk.

Dengan kata lain, jika perawatan yang benar tersebut diabaikan, maka penderita diabetes akan mendapat beragam kondisi yang lebih berbahaya, yaitu:

1. Meningkatnya kolestrol dan tekanan darah

Pada penderita diabetes tipe 1, tubu berhenti memproduksi insulin, hormon yang mengatur gula darah. Sedangkan, diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan sempurna. Ini menyebabkan kadar HDL (kolestrol baik) menjadi menurun dan lemak berbahaya (trigliserida) akan meningkat. Resistensi insulin juga menyebabkan sempitnya arteri yang akan meningkatkan tekanan darah. Hasilnya, sekitar 70% penderita diabetes juga mengalami hipertensi, stroke, sakit jantung dan masalah ingatan.

Jika Anda tidak mengontrol tekanan darah tinggi dan kolestrol tinggi, baik itu dnegan makanan sehat dan olahraga atau dengan mengonsumsi obat, terjadinya komplikasi akan semakin cepat, ujar Robert Gabbay, MD, PhD dari Joslin diabetes Center, Boston.

2. Penglihatan kabur

Retinopati atau rusaknya salah satu jaringan pada mata yang menyebabkan sensitif pada cahaya dialami oleh lebih dari 4 juta penderita diabetes. Ini terjadi karena tingginya glukosa pada darah, sehingga merusak pembuluh darah pada mata. Prosesnya dapat terjadi pada tujuh tahun awal sebelum diagnosa. Awalnya memang tak ada gejala khusus, tapi semakin lama, penglihatan akan lebih gelap.

Sebuah penelitian mengungkap bahwa penderita diabetes tipe 2, ketika kadar glukosa darah meningkat 1% tiap waktu akan berisiko pada masalah mata sepertiganya. Dalam kurun waktu 20 tahun, 80% penderita diabetes mengalami retinopati dan sekitar 10 ribu mengalami kebutaan, ujar Betul Hatipoglu, MD, seorang ahli endokrinologi dari Cleveland Clinic.

3. Gagal ginjal

Pada kasus ini, gula darah tinggi akan mengental dan akan merusak nefron, struktur kecil yang menyaring darah dalam ginjal. Inilah yang akan mengakibatkan protein ikut keluar bersama urin. Ini merupakan tanda-tanda gagal ginjal pada penderita diabetes tipe 2.

Jika Anda tidak melakukan pengobatan rutin pada diabetes, akan terjadi kerusakan pada ginjal dalam 10 tahun dan sekitar 40% akan gagal ginjal, kata Hatipoglu.

4. Gangguan pada saraf

Sekitar 7,5% dari penderita diabetes memiliki neuropati atau kerusakan saraf yang disebabkan oleh tingginya glukosa darah, ketika mereka didiagnosa diabetes.

Tidak ada gejala apapun di awal, Anda mungkin hanya akan merasa sedikit kesemutan di bagian tangan atau kaki, kata Gabbay. Tapi, semakin lama neuropati akan menyebabkan rasa sakit, menjadi lemah, hingga adanya masalah pada saluran pencernaan.

5. Kehilangan kaki

Karena adanya kerusakan saraf pada otak dan tubuh bagian bawah, otot kaki menjadi lemah dan bentuk kaki akan berubah. Selain itu, borok dan mati rasa juga akan muncul karena adanya benturan-benturan kecil pada kaki.

Sirkulasi darah menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan pembuluh darah rusak dan memperlambat penyembuhan. Akibatnya, infeksi akan menyebar ke tulang dan penderita diabetes harus menjalani amputasi.

6. Serangan jantung

Selain meningkatnya tekanan darah dan kolestrol, tekanan darah juga dapat merusak pembuluh darah, arteri dan otot jantung. Penderita diabetes berisiko 2 kali lipatnya untuk terkena serangan jantung dan 4 kali lipat terkena stroke. Serangan jantung merupakan pembunuh nomor satu. Selain fatal, bisa menyebabkan kelumpuhan dan cacat.

7. Kesempatan hidup lebih kecil

Semua penyakit di atas dapat menyebabkan kematian yang lebih cepat. Sebuah riset terbaru menunjukkan, wanita dengan diabetes tipe 1 memiliki kemungkinan hidup 13 tahun lebih sedikit ketimbang orang yang tidak pengidap penyakit tersebut. diabetes menduduki peringkat ke-7 sebagai penyakit yang menyebabkan kematian.

(Mutia Zulfa/kompas.com)