Intisari-Online.com - Jangan terlalu banyak duduk untuk yang satu ini! Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Mayo Clinic Proceeding menyebutkan bahwa sering berdiri dapat mengurangi risiko obesitas.
Ini adalah berita besar, terutama bagi para pekerja kantoran yang menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di atas kursinya. Di Amerika Serikat, rata-rata pekerja di kantornya duduk selama kurang lebih 10 jam sehari. Di Indonesia? Sepertinya sama saja.
Yang jelas, studi ini memberikan kontribusi untuk si tubuh besar bahwa sedikit gerakan kecil saat bekerja di kantor bisa membuat perbedaan yang signifikan.
Para peneliti menganalisis laporan lebih dari 7.000 penderita dewasa yang berkunjung ke Cooper Clinic di Texas yang meliputi laporan obat, pemeriksaan kebiasaan, risiko obesitas—didefinisikan dengan indeks masa tubuh, presentase lemak tubuh, dan lingkar pinggang—dan kondisi sindrom metabolik seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Mereka menemukan, para pria yang berdiri sekitar seperempat hari mereka (sekitar enam jam total) bisa mengurangi risiko diabetes hingga 32%, sementara mereka yang berdiri hampir separuh waktu bisa mengurangi risiko sekitar 59%. Untuk perempuan, yang berdiri seperempat dari harinya bisa mengurangi sekitar 35%, sementara yang menghabiskan waktu berdiri hampir setengah hari bisa mengurangi sebesar 47%.
Studi ini juga memberi lebih banyak bukti sekaligus menepis hepotesa yang dikeluarkan dalam studi sebelumnya, bahwa berdiri tidak lebih bagus dibanding duduk (dalam hal mengurangi risiko diabetes).
Meski demikian, para peneliti mengakui studi yang mereka lakukan masih banyak kekurangan lantaran waktu studi yang sangat terbatas. Hal ini menyebabkan mereka tidak bisa sepenuhnya menentukan apakah sedikit berdiri sama dengan sedikit obesitas, atau orang obesitas cenderung kurang berdiri.
Terlepas dari itu, jika ada pilihan untuk berdiri atau duduk, maka jawabannya sudah bisa ditebak.